Bandung  (Antaranews Jabar) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan debat kedua Pemilihan Wali Kota Bandung di Hotel Holiday Inn, Minggu malam, akan mengetengahkan permasalahan serta solusi yang harus dipecahkan oleh setiap kandidat.

"Apa sih masalah dan solusi untuk Bandung menurut perspektif  tiap pasangan calon. Ketika mereka tahu masalah, kira-kira mana yang jadi prioritas untuk diselesaikan dan bagaimana solusinya," ujar Ketua KPU Kota Bandung, Rifki Ali Mubarok saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu.

Rifki mengatakan, dalam debat kedua, KPU ingin menggali mengenai permasalahan Kota Bandung serta bagaimana solusinya. Hal ini ditujukan agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas prioritas penanganannya.

"Jadi masing-masing menjelaskan masalah dan solusinya. Nanti calon lain menanggapi dengan masalah dan solusinya," kata dia.

Berbeda dengan debat pertama, kata Rifki, kali ini masyarakat ikut berpartisipasi dengan memberikan pertanyaan kepada seluruh pasangan melalui media sosial.

Menurut Rifki, hal tersebut dilakukan agar dalam Pilkada Kota Bandung tidak ada jarak antara masyarakat dan para calon pemimpin mereka.

"Kita lagi buka line tentang curhat warga, nanti ditanyakan juga, dijawab sama paslon dan ditanggapi oleh panelis untuk diperdalam," kata dia.

Dalam Debat pertama ini, seluruh pertanyaan disusun oleh para panelis yakni Asep Warlan Yusuf (pakar hukum dan tim kebijakan pemerintah Kota Bandung), Acuviarta Kartabi (pakar ekonomi), Antik Bintari (pakar politik kebijakan publik dan gender), serta Deni Zulkaedi (ahli tata ruang dan ekonomi), dan Profesor Mamat.

"Pertimbangan (menunjuk para panelis) pertama secara akademis mewakili perguruan tinggi negeri dan swasta. Juga terkait lima persoalan yang akan dimunculkan," kata Rifki. 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018