Bandung (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengajak seluruh warga untuk menjaga kondisi dan situasi di provinsi itu tetap aman.

"Mari kita hadirkan kondusivitas di Jawa Barat, kita pertahankan, dan mari kita antisipasi jika ada yang mengganggu keamanan kita," kata Ahmad Heryawan dalam siaran persnya, Senin.

Sebelumnya, Aher) menggelar kegiatan silaturahim bersama tokoh ulama, ormas Islam, dan pesantren se- Jawa Barat, di Aula Barat Gedung Sate Bandung.

Hadir pula pada kegiatan itu Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo, Wakapolda Jabar Brigjen Pol Supratman, Ketua MUI Jabar Rachmat Syafe`i, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Barat Ruddy Gandakusumah, para tokoh ormas Islam, para tokoh pesantren.

Terkait keamanan yang berkaitan dengan aktivitas umat Islam, Gubernur Jabar menyayangkan terjadinya sejumlah kasus kekerasan yang menimpa ulama dan tokoh agama.

Sebelumnya telah terjadi dua kasus penganiayaan terhadap tokoh agama, yakni terhadap KH Umar Basri, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Kabupaten Bandung, dan Alm. Ustaz Prawoto yang dianiaya hingga menyebabkan meninggal dunia.

Untuk mencegah hal serupa terjadi kembali, kata Aher, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, aparat TNI, dan kepolisian akan berkoordinasi untuk siaga menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

Pada saat yang sama, kata Aher, Polda Jabar, Kodam III/ Siliwangi telah siap menggerakan pasukannya untuk menjaga keamanan bersama -sama di lapangan.

"Di tingkat paling bawah ada babinsa, babinkamtibnas, danramil, koramil, juga polsek masing-masing, kemudian ada polres, kodim, perangkat keamanan seperti Pol PP, Hansip, kita siaga jangan sampai ada ancaman. Kita harus segera tanggap kepada kejadian kejadian yang kita khawatirkan merembet menjadi persoalan besar," katanya.

Dia berharap kedepannya, apapun gejolak yang muncul, perlu ada deteksi dini dan tindakan dini sesegera mungkin dan para ulama bisa membangun komunikasi dengan pihak Pemerintah setemoat, kepolisian, dan TNI.

"Maka, bila pada jaman perjuangan dulu para ulama, para santri, berjihad melawan penjajah, tugas kita saat ini adalah menjaga agama dan negara," ujar Aher.

Sementara itu Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo menyebut, jajaran TNI siap bekerja sama dengan Polri melindungi ulama. Menurutnya aparat TNI dan kepolisian akan berkoordinasi untuk berpatroli di beberapa pondok pesantren, termasuk kediaman ulama.

"Kami juga bekerja sama dengan kepolisian untuk membantu personel. Meski tidak 24 jam, diharapkan kehadiran TNI membantu Polri bisa memberi suasana tentram bagi ulama," kata dia.

Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Supratman menghimbau agar masyarakat selalu waspada, terlebih jika mulai timbul gejolak sekecil apapun yang muncul.

Mengingat saat ini jamannya berita hoax, ataupun berita yang meresahkan warga bermunculan, Wakapolda meminta masyarakat bijak menghadapinya dan jangan sampai suatu berita yang belum jelas kebenarannya membuat gaduh masyarakat.

"Lebih baik lagi jika setiap berita yang muncul di masyarakat dapat disaring terlebih dahulu, sehingga jika berita tersebut tidak meresahkan masyarakat, bisa diredam," kata Wakapolda.

"Juga bila ada kejadian apapun yang berpotensi meresahkan masyarakat agar langsung dilaporkan ke polsek / polres terdekat," lanjutnya.

Wakapolda pun inginkan peranan aktif alim ulama dalam malakukan upaya pencegahan, dalam meredam potensi ancaman yang dapat merusak situasi kamtibmas di wilayah hukumnya.

Kepala Badan Kesbangpol Jabar Ruddy Gandakusumah, menyebut terkait kegiatan sikaturahim yang diinisasi pihaknya merupakan wadah berbagi informasi membangun komunikasi dalam rangka membangun keamanan dan ketertiban di masyarakat Jawa Barat.

"Ini untuk menguatkan silaturahim, menguatkan koordinasi forkopimda dan komponen masyarakat, tokoh agama, menjaga kondusifitas berbangsa dan bernegara," kata Ruddy.

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018