antarajabar - Ketua pengelola Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Kota Bandung, Yogi Suherman mengatakan, pengusaha hotel, tempat hiburan, serta restoran belum banyak berkontribusi dalam memberikan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
"Kalau hotel di Bandung ada sekitar 400-an. belum ada di sini hotel yang masuk (beri CSR), restoran masih belum ada, perusahaan hiburan juga belum ada," ujar Yogi di Bandung, Minggu.
Yogi mengatakan, sejauh ini perbankan menjadi perusahaan yang paling banyak memberikan dana CSR. Berdasarkan catatannya, dalam tiga tahun terakhir Kota Bandung mampu menyerap dana CSR hingga Rp.80 miliar rupiah.
"Lumayan rata-rata sekitar masih 25 milyar setahun, rata-rata kebanyakan ke ekonomi ke masyarakat," kata dia.
Ia berharap tak hanya perusahaan baik dari BUMD, maupun BUMN yang selalu memberikan dana CSR, keterlibatan usaha-usaha lain juga harus berkontribusi demi kepentingan masyarakat.
Menurutnya, penghimpunan CSR dari pengelola hotel, restauran dan tempat hiburan bisa di?lakukan melalui aparatur kewilayahan, baik di tingkat kecamatan ataupun kelurahan.
Sehingga pemanfaatan TJSL dapat dioptimalkan untuk beragam kegiatan sosial ataupun pengembangan ekonomi oleh masyarakat sekitar perusahaan atau pengelola tempat hiburan.
"Harus diketok (pintu), dan yang ngeto?knya itu harus orang kewilayahan, karena itu diatur undang-undang," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan baru satu pengelola hotel saja yang sudah berpartisipasi dalam pembangunan kota melalui CSR.
Ke depan, ia akan merangkul serta terus membujuk supaya pengelola hotel dan tempat hiburan agar turut menyumbang dana CSR.
"Saya kira inginnya membangun kesadaran dulu. Saya sudah meminta agar informasi dan ajakan kepada mereka. Kalau semua punya kepedulian, TJSL Kota Bandung luar biasa," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Kalau hotel di Bandung ada sekitar 400-an. belum ada di sini hotel yang masuk (beri CSR), restoran masih belum ada, perusahaan hiburan juga belum ada," ujar Yogi di Bandung, Minggu.
Yogi mengatakan, sejauh ini perbankan menjadi perusahaan yang paling banyak memberikan dana CSR. Berdasarkan catatannya, dalam tiga tahun terakhir Kota Bandung mampu menyerap dana CSR hingga Rp.80 miliar rupiah.
"Lumayan rata-rata sekitar masih 25 milyar setahun, rata-rata kebanyakan ke ekonomi ke masyarakat," kata dia.
Ia berharap tak hanya perusahaan baik dari BUMD, maupun BUMN yang selalu memberikan dana CSR, keterlibatan usaha-usaha lain juga harus berkontribusi demi kepentingan masyarakat.
Menurutnya, penghimpunan CSR dari pengelola hotel, restauran dan tempat hiburan bisa di?lakukan melalui aparatur kewilayahan, baik di tingkat kecamatan ataupun kelurahan.
Sehingga pemanfaatan TJSL dapat dioptimalkan untuk beragam kegiatan sosial ataupun pengembangan ekonomi oleh masyarakat sekitar perusahaan atau pengelola tempat hiburan.
"Harus diketok (pintu), dan yang ngeto?knya itu harus orang kewilayahan, karena itu diatur undang-undang," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan baru satu pengelola hotel saja yang sudah berpartisipasi dalam pembangunan kota melalui CSR.
Ke depan, ia akan merangkul serta terus membujuk supaya pengelola hotel dan tempat hiburan agar turut menyumbang dana CSR.
"Saya kira inginnya membangun kesadaran dulu. Saya sudah meminta agar informasi dan ajakan kepada mereka. Kalau semua punya kepedulian, TJSL Kota Bandung luar biasa," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017