antarajabar - Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Bandara Internasional Jawa Barat menanangani banjir di sekitar proyek pembangunan bandara di Kecamatan Kertajati pada musim hujan terkait adanya keluhan warga tentang meluapnya air akibat curah hujan tinggi.

"Terkait keluhan warga di Kecamatan Kertajati akibat air meluap di sekitar proyek bandara langsung direspons Pemprov Jabar dan kami dengan melakukan perbaikan-perbaikan saluran air," kata Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra, di Bandung, Selasa.

Virda mengatakan solusi penanganan banjir dilakukan dalam rapat tertutup yang sudah dilakukan pada akhir pekan lalu dengan melibatkan Dinas Perhubungan Jawa Barat, Balai PSDA WS Cimanuk-Cisanggarung, BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dinas PPSDA Kabupaten Majalengka, dan PT BIJB selaku pelaksana pembangunan proyek bandara.

Menurut dia, meluapnya air di beberapa titik disebabkan tidak dapat menampungnya debit air dari induk Sungai Cibolerang menuju Situ Jawura, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka hal ini disebabkan adanya curah hujan yang tinggi.

Dia mengatakan hasil kajian bersama Dinas SDA Provinsi Jabar hujan yang terjadi belakangan ini tak cukup menampung volume air misalnya pada 16 November 2017 hujan selama 5 jam yang mengguyur dengan intensitas 116 mm. Derasnya air dengan kapasitas 15 m3/detik membuat beban Situ Jawura tidak terkendali.

Dari skenario pembangunan sebelumnya, air yang mengalir dari induk Sungai Cibolerang harusnya mengalir ke drainase di bagian hilir dan terbagi ke Situ Jawura.

"Lalu dari Situ Jawura terdapat dua pintu air yang bisa tersalurkan ke Sungai Cibuaya dan masuk kembali ke Situ Cimaneuh. Hanya saja permasalahan luapan air saat ini terjadi di hilir yakni Sungai Cibuaya," katanya.

"Penanganan ini akan segera dilakukan sesuai dengan masterplan pembangunan drainase bandara, termasuk Cibuaya yang ditangani lewat CSR," lanjut Wasfan.

Situ Jawura dengan luasan 42 hektare dan Situ Cimaneuh 27 hektare memang cukup sentral mengendalikan masuk dan keluarnya air di Kecamatan Kertajati serta Kecamatan Jatitujuh tersebut.

Melalui hasil kajian yang dilakukan bersama Dinas SDA Provinsi Jawa Barat, Situ Jawura dan Situ Cimaneuh harus kembali dilakukan pengerukan. "Ini dilakukan untuk menampung air dari aliran Sungai Cibolerang," ujarnya.

Selain untuk mengurangi beban air di Situ Jawura dan Situ Cimaneuh jika hujan deras terjadi, PT BIJB juga akan membuka saluran baru yang saat ini kondisinya tertutup. Langkah ini sebagai peningkatan kapasitas air.

Ia mengatakan untuk jangka pendek di lokasi juga akan disedikan pompa bila mana volume air terus melebihi kapasitas, terlebih dimusim penghujan saat ini.

Pengaktifan kembali saluran dan gorong-gorong juga menjadi pilihan tepat. "Ini untuk membagi beban air dari Situ Jawura dan Situ Cimaneuh," katanya.

Adapun jangka panjang sebagai mana komitmen PT BIJB untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan sekitar, penyodetan air dari Sungai Cibolerang menuju Sungai Ciduwet segera dilakukan.

Penyodetan ini akan disesuaikan dengan pembangunan saluran lahan yang sudah dibebaskan. "Ini sebagai tindakan preventif ke depannya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik menuturkan, pihaknya dengan PT BIJB tetap berkomitmen meminimalisir dampak terhadap lingkungan warga dengan melakukan perbaikan-perbaikan saluran-saluran air.

Situ Jawura yang menjadi pengendali air sudah masuk dalam prioritas pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan Jawa Barat.

"Kita sudah lakukan rapat dan berkordinasi dengan PSDA dan BIJB sendiri. Untuk Jawura sekarang sedang dilakukan pengerukan dan pengerjaan lainnya. Untuk Ciduwet juga kita buat aliran air," kata Dedi.

Dia menambahkan, meluapnya air yang terjadi di beberap saluran dikarenakan curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari ini.

"Curah hujan tinggi. Pembangunan sedang berlangsung. Tapi tenang saja karena proyek yang dikerjakan kita kerjakan juga sistem jaringannya termasuk penanganan banjirnya," ujar Dedi.

Dengan beberapa langkah penanganan tersebut dia berharap, permasalahan banjir akibat masifnya pembangunan proyek bandara bisa teratasi.

Apalagi saat ini pembangunan sudah juga masuk dalam tahap pendukung lainnya seperti jalan non-tol sebagai aksebilitas menuju bandara yang diproyeksikan beroperasi pada 2018 mendatang.***1***





(U.A066/B/B015/B015) 05-12-2017 18:34:46

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017