antarajabar - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya meraih penghargaan Apresiasi Pendidikan Islam dari Kementerian Agama yang diberikan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan diterima Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum pada Kamis (23/11) di Jakarta.

Penghargaan ini diberikan berkat keberpihakan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terhadap pendidikan agama bagi masyarakat khususnya yang berusia sekolah, kata Inspektur Pembantu III Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Endin, Jumat.

Ia mengatakan selama ini Pemkab Tasikmalaya telah memberlakukan sejumlah program untuk pengembangan pendidikan Islam bagi generasi muda.

Menurut dia, dari sisi regulasi telah diberlakukan peraturan daerah dan peraturan bupati yang mengharuskan siswa didik mengikuti pembelajaran agama tambahan di luar formal.

Pertama, kata dia, terdapat peraturan bupati yang mewajibkan setiap siswa kelas III hingga XII mengikuti pendidikan diniyah di sekitar rumah mereka karena belum maksimalnya jumlah siswa di Kabupaten Tasikmalaya yang mengikuti pendidikan diniyah.

"Anak dari usia SD sampai SMA ada 260 ribuan, tapi yang mengikuti pendidikan diniyah hanya 140 ribu," kata Endin.

Selain itu, untuk menambah jumlah pendidikan agama di sekolah, Pemkab Tasikmalaya memberlakukan program Ajengan Masuk Sekolah (AMS) yang dengan program tersebut siswa menerima jam pelajaran agama yang lebih dibanding biasanya.

"Melebihi target nasional, di atas 10 jam per minggunya, setiap siswa diharuskan mengikuti pesantren selama bulan suci Ramadhan," kata dia.

Lebih lanjut dia katakan, dari sisi anggaran, Pemkab Tasikmalaya di bawah kepemimpinan Uu Ruzhanul Ulum memberikan porsi yang lebih untuk pendidikan Islam.

Sebagai contoh, lanjutnya, dari 720 pesantren yang ada, seluruhnya mendapat bantuan Rp6 juta per pesantren per tahun dan madrasah yang berjumlah 4.000-an mendapat bantuan operasional sebesar Rp1 juta per tahun.

"Lalu untuk guru madrasah yang berjumlah 23 ribu dapat bantuan Rp1,2 juta per tahun per guru. Pemkab Tasikmalaya pun sudah menerapkan program Maghrib Mengaji untuk para siswa didik," kata dia.

Dia melanjutkan, berbagai upaya ini dilakukan untuk meningkatkan pendidikan karakter masyarakat khususnya generasi muda. "Hal ini sesuai dengan revolusi mental yang digaungkan pemerintah pusat. Kami yakin dimulainya dari pendidikan agama," katanya.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017