Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memprioritaskan penanganan banjir rob di wilayah pesisir melalui skema relokasi warga, pembangunan tanggul, serta penataan kawasan permukiman nelayan secara bertahap dan terintegrasi.

Bupati Indramayu Lucky Hakim dalam keterangannya di Indramayu, Jumat, mengatakan penanganan banjir rob dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan pemerintah pusat, provinsi, serta pemerintah daerah sebagai penyedia lahan relokasi.

Ia menyebutkan, saat ini telah terbangun 90 unit rumah bagi warga terdampak di kawasan Eretan, dengan lahan dari Pemkab Indramayu dan pembangunan rumah oleh Kementerian Sosial.

“Sekarang kami siapkan lagi sekitar 200 rumah dari pemerintah daerah, dan rumahnya tadi Gubernur Jawa Barat menyampaikan akan dibantu sehingga menjadi kampung nelayan Eretan,” katanya.

Selain konsep perumahan tapak, pihaknya tengah mengkaji opsi pembangunan hunian vertikal berupa rumah susun bagi nelayan terdampak banjir rob.

Menurut Lucky, konsep rumah susun dinilai lebih efisien dalam pemanfaatan lahan, sekaligus memungkinkan warga tetap tinggal tidak jauh dari lokasi awal mata pencaharian mereka.

“Kami cari jarak relokasi sejauh-jauhnya jangan lebih dari dua kilometer, kalau bisa satu kilometer, karena kalau terlalu jauh kasihan,” ujarnya.

Ia menegaskan, penanganan banjir rob tidak bisa dilakukan secara instan, mengingat persoalan tersebut telah berlangsung puluhan tahun di wilayah pesisir Indramayu.

Pemerintah daerah, kata dia, menargetkan penanganan banjir rob dapat diselesaikan secara bertahap dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun ke depan.


Ia menuturkan dalam penanganannya, pemerintah akan membangun tanggul untuk menahan limpasan air laut maupun aliran dari sungai, meninggikan jalan yang sering terendam, serta memindahkan warga dari zona paling rawan.

Lucky menyampaikan Pemkab Indramayu telah menyiapkan lahan seluas sekitar 2 hingga 2,7 hektare, yang berpotensi dibangun dua menara rumah susun dengan kapasitas ratusan unit hunian.

Namun demikian, ia menekankan aspek sosial dan budaya masyarakat nelayan tetap menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan pembangunan hunian vertikal.

“Kita harus pikirkan apakah secara budaya nelayan bisa hidup di rumah susun. Jangan sampai orang dipindahkan, tapi justru kesulitan,” ucap dia.

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Indramayu prioritaskan penanganan banjir rob pesisir

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025