Antarajabar.com - Sedikitnya lima siswa SMA Negeri 30 Garut di Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tiba-tiba pingsan akibat kepanasan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di tenda darurat yang didirikan untuk pengganti bangunan sekolah yang ambruk.
"Para siswa tiba-tiba pingsan sekitar pukul 13.30 dan langsung dibawa ke ruang guru," kata seorang guru SMA Negeri 30, Deni Sahay, kepada wartawan, Senin.
Ia menuturkan, puluhan siswa sementara belajar di tenda darurat yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar sejak April 2017.
Menurut dia, siswa yang pingsan saat belajar karena tidak kuat menahan panas teriknya matahari di dalam tenda darurat tersebut.
"Cuaca tadi siang memang lagi panas, apalagi belajar di tenda semakin panas," katanya.
Ia menyebutkan, siswa yang pingsan yakni tiga siswa kelas X dan dua siswa kelas XI dengan kondisi fisik tampak lemah.
Menurut dia, jika kondisi belajar terus berlama-lama seperti itu, khawatir membuat buruk kesehatan siswa dan mengurangi konsentrasi belajar siswa.
"Kita melaksanakan kegiatan belajar mengajar sampai pukul 14.45, saat siang tentu kondisi tenda sangat panas, mengganggu konsentrasi siswa," katanya.
Deni sebagai perwakilan sekolah dan para siswa berharap Pemerintah Provinsi Jabar dapat segera memperbaiki ruang kelas SMA Negeri 30 Garut yang ambruk.
"Harapan kami ruang kelas diperbaiki, karena suasana belajar sudah tidak kondusif," katanya.
Sebelumnya, atap baja ringan pada tiga ruang kelas SMA Negeri 30 Garut tiba-tiba ambruk, beruntung tidak ada korban jiwa, karena sedang tidak ada kegiatan belajar mengajar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Para siswa tiba-tiba pingsan sekitar pukul 13.30 dan langsung dibawa ke ruang guru," kata seorang guru SMA Negeri 30, Deni Sahay, kepada wartawan, Senin.
Ia menuturkan, puluhan siswa sementara belajar di tenda darurat yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar sejak April 2017.
Menurut dia, siswa yang pingsan saat belajar karena tidak kuat menahan panas teriknya matahari di dalam tenda darurat tersebut.
"Cuaca tadi siang memang lagi panas, apalagi belajar di tenda semakin panas," katanya.
Ia menyebutkan, siswa yang pingsan yakni tiga siswa kelas X dan dua siswa kelas XI dengan kondisi fisik tampak lemah.
Menurut dia, jika kondisi belajar terus berlama-lama seperti itu, khawatir membuat buruk kesehatan siswa dan mengurangi konsentrasi belajar siswa.
"Kita melaksanakan kegiatan belajar mengajar sampai pukul 14.45, saat siang tentu kondisi tenda sangat panas, mengganggu konsentrasi siswa," katanya.
Deni sebagai perwakilan sekolah dan para siswa berharap Pemerintah Provinsi Jabar dapat segera memperbaiki ruang kelas SMA Negeri 30 Garut yang ambruk.
"Harapan kami ruang kelas diperbaiki, karena suasana belajar sudah tidak kondusif," katanya.
Sebelumnya, atap baja ringan pada tiga ruang kelas SMA Negeri 30 Garut tiba-tiba ambruk, beruntung tidak ada korban jiwa, karena sedang tidak ada kegiatan belajar mengajar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017