Anntarajabar.com - Sebanyak 28 penampil bakal mengisi acara selama gelaran Rainforest World Music Festival 2017, 14 - 16 Juli mendatang di Kampung Budaya, Sarawak, Malaysia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Berikut akan disampaikan secara singkat profil para penampil tersebut berdasarkan urutan abjad.
22. 1511 O Maliao Maliao Dance Troupe (Malaysia)
Pada tahun 1511, bangsa Portugis mendarat di Malaka, bagian barat dari Semenanjung Malaysia. Kini, para keturunan Portugis itu meneruskannya melalui musik, tarian dan budaya.
22. 1511 O Maliao Maliao Dance Troupe (Malaysia)
Pada tahun 1511, bangsa Portugis mendarat di Malaka, bagian barat dari Semenanjung Malaysia. Kini, para keturunan Portugis itu meneruskannya melalui musik, tarian dan budaya.
Gerard de Costa, sang leader, mulai menari dengan Tropa de Malacca sejak berusia 11 tahun. Band ini mengingatkan tarian dari Portugal dan mengawinkan antara musik bangsa Portugis dan Malaysia.
23. Lan E Tuyang (Sarawak)
Lan E Tuyang terdiri dari tiga master sape dari komunitas Kayan dan Kenyah, Sarawak.
23. Lan E Tuyang (Sarawak)
Lan E Tuyang terdiri dari tiga master sape dari komunitas Kayan dan Kenyah, Sarawak.
Mathew Ngau Jau, dari Long Semiyang sekaligus leader dari grup band ini, diajak bergabung oleh Salomon Gau dari Long Ikang, dan Jimpau Balan, anak dari Balan Asang salah seorang legenda sape dari Belaga.
Mereka juga ahli dalam menari. Salomon misalnya, adalah jawara Baram Warrior Dance pada tahun 2005. Bersama mereka, membawa tradisi sape ini ke generasi berikutnya, seperti Alena Murang, yang tampil di RWMF sejak anak-anak, dan kini kembali ke panggung bersama pelatihnya, Mathew.
Seperti sebuah kedamaian, bersama pemain terompet hidung, Luyoh Anak Rawing, musisi muda yang memutuskan memainkan alat musik ini agar tidak punah.
24. Tahiti E (Tahiti)
O Tahiti E didirikan pada 1986, dan sebagai salah satu grup tari tertua di French Polynesia sekaligus duta tari Tahiti mengelilingi dunia. Dibawah bimbingan koreografer sekaligus pendirinya, Marguerite Lai, O Tahiti E telah berkali-kali memenangi the Heiva I Tahiti (kompetisi tari paling terkenal di kalangan budaya Polinesia). Mereka akan menampilkan pula kostum tari yang spektakuler.
25. Saing Waing Orchestra (Myanmar)
Saing Waing Orkestra memainkan musik klasik rakyat Birma. Band ini terdiri dari sejumlah pemusik terbaik dari Yangon dan Mandalay yang menggunakan alat musik harpa tradisional, istrumen angin serta perkusi sebaik sebagai penari.
26. The Paradise Bangkok Morlam International Band (Thailand)
Pesta Paradis Bangkok dimulai pertama kali pada 2009 ketika DJ Maft Sai dan Chris Menist memainkan musik khas Thailand, luk thung dan molam, keduanya sangat populer, berdampingan dengan gaya musik yang rural dari Mulatu, Augustus Pablo, R Burnam dan Fela Kuti. Mereka tampil live, dan mendapat sambutan hangat serta tiketnya selalu habis terjual. Mereka masuk dalam nominasi penghargaan dari Songlines dan DJ Gilles Peterson dari Inggris.
27. One Drum.org (Malaysia)
28. Sarawak Cultural Village (Sarawak)
24. Tahiti E (Tahiti)
25. Saing Waing Orchestra (Myanmar)
Saing Waing Orkestra memainkan musik klasik rakyat Birma. Band ini terdiri dari sejumlah pemusik terbaik dari Yangon dan Mandalay yang menggunakan alat musik harpa tradisional, istrumen angin serta perkusi sebaik sebagai penari.
26. The Paradise Bangkok Morlam International Band (Thailand)
Pesta Paradis Bangkok dimulai pertama kali pada 2009 ketika DJ Maft Sai dan Chris Menist memainkan musik khas Thailand, luk thung dan molam, keduanya sangat populer, berdampingan dengan gaya musik yang rural dari Mulatu, Augustus Pablo, R Burnam dan Fela Kuti. Mereka tampil live, dan mendapat sambutan hangat serta tiketnya selalu habis terjual. Mereka masuk dalam nominasi penghargaan dari Songlines dan DJ Gilles Peterson dari Inggris.
27. One Drum.org (Malaysia)
28. Sarawak Cultural Village (Sarawak)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017