Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), menurunkan tim untuk mengantisipasi ancaman penyakit di daerah terdampak bencana banjir dan longsor dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
"Kami buka posko layanan kesehatan di lokasi bencana," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman kepada wartawan di Garut, Kamis.
Ia menuturkan Dinkes Garut siap siaga 24 jam untuk melakukan penanganan apabila terjadi bencana alam, termasuk saat ini sedang diberlakukan status tanggap darurat penanganan bencana banjir dan longsor.
Tim Dinkes Garut, kata dia, sesuai aturan kurang dari enam jam sudah dipastikan berada di lokasi untuk melakukan penanganan, membantu masyarakat yang terdampak bencana untuk memeriksa kondisi kesehatan dan penanganan cepat apabila sakit.
"Kami lebih menyelamatkan manusianya, kita juga melihat dampaknya bagaimana setelah ini (bencana alam) terjadi," katanya.
Ia menyampaikan bencana alam, seperti banjir, seringkali menimbulkan ancaman penyakit menular bagi masyarakat yang tinggal di daerah terdampak, seperti wabah Demam Berdarah Dengue (DBD), karena adanya genangan air yang kemudian menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
"Risiko penyakit menular diantaranya penyakit yang berhubungan dengan genangan air, seperti DBD dan chikungunya," kata Asep.
Ia menyebutkan ancaman penyakit lainnya, seperti tetanus, karena mengalami luka setelah menginjak benda tajam di lokasi terdampak bencana alam.
Tim kesehatan di lapangan, kata dia, melakukan langkah penanganan cepat dengan memberikan pengobatan ketika ada warga yang terluka akibat menginjak pecahan keramik.
"Penyakit lainnya seperti tetanus karena menginjak paku dan sebagainya, kami tangani langsung. Kemarin kami menemukan ada satu kasus ada luka akibat potongan keramik, dan Alhamdulillah sudah selesai," katanya.
Ia menambahkan langkah antisipasi lainnya untuk mencegah penyebaran penyakit di lokasi banjir, salah satunya wabah DBD dengan melakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk.
Selanjutnya masyarakat yang sakit, kata dia, secepatnya untuk datang ke posko kesehatan atau puskesmas maupun fasilitas kesehatan terdekat lainnya, agar cepat ditangani dengan tepat.
"Kalau ada yang sakit bisa langsung datang ke puskesmas, jangan ada masalah timbul masalah baru, Dinas Kesehatan sangat memberikan perhatian khusus bagi mereka-mereka yang terkena musibah bencana," katanya.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Garut pada Sabtu (28/6) menyebabkan terjadinya bencana alam, seperti longsor dan banjir, di sejumlah kecamatan. Pemkab Garut selanjutnya menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari mulai 29 Juni 2025.
Editor : Riza Fahriza
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025