Antarajabar.com - Komunitas Sehat Jiwa (KSJ) Cianjur, Jawa Barat, mencatat penderita gangguan jiwa di wilayah tersebut terus meningkat setiap tahunnya, sehingga pemerintah diimbau untuk turun tangan melakukan antisipasi.
        
"Dinas terkait di Pemkab Cianjur, harus ikut mengantisipasi atau melakukan sosialisasi tentang kesadaran warga untuk mengobati penyakit kejiwaan. Kalau  tidak akan banyak pengidap gangguan jiwa yang melakukan aksi nekad karena tidak terobati," kata Ketua KSJ Cianjur, Roy Anindityo, di Cianjur, Selasa.
        
Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, ada 63 persen penduduk Jawa Barat yang mengalami masalah kejiwaan dan di Cianjur mencapai 21 persen atau 540 ribu orang, dimana dari total tersebut, 98 ribu mengalami skizofrenia atau depresi akut.
        
Dimana jumlah tersebut, tambah dia, terus meningkat terdata 63 persen dari tahun 2016, meskipun tiga tahun sebelumnya angkanya tersebut hanya 23 persen."Kalau dibiarkan, Orang Dengan Masalah Kejiwaan akan bertambah parah ke depresi dan ODGJ. Ini membuat orang akan melakukan hal nekad," katanya.
        
Selama ini, tambah dia, Kesadaran yang rendah mengenai pengobatan masalah kejiwaan karena sosialisasi dari pemerintah yang kurang. Tidak hanya itu, tenaga medis untuk masalah kejiwaan juga belum banyak tersedia di daerah termasuk di Cianjur.
        
Bagaimana mau menyelesaikan masalah kejiwaan kalau sosialisasi kurang, tenaga medisnya pun tidak banyak. Bahkan yang ada tidak bekerja maksimal karena pemahaman tentang gangguan kejiwaan yang minim, katanya.
        
Dia berharap pemerintah daerah serius menangani masalah kejiwaan dengan menyiapkan tenaga medis yang layak dan gencar melakukan sosialisasi terkait gangguan jiwa, termasuk penanganannya.
        
"Psikiater hanya satu orang, sisanya yang sudah purnabakti. Kalau tidak ditangani serius, maka akan banyak warga yang bunuh diri dan dipasung karena gangguan jiwa serta depresi, katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017