Antarajabar.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan sebar lima juta bibit kopi dengan varietas terbaik kepada seluruh petani kopi di seluruh Jawa Barat pada tahun 2017.

"Insya Allah kami akan memberikan bantuan lima juta benih kopi yang tersertifikasi. Mengapa? Karena kami ingin hasil tanamnya berkualitas unggul," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu.

Aher menuturkan, saat ini geliat masyarakat akan kopi meningkat pesat, seiring dengan dinobatkannya kopi asal Jabar yakni Kopi Puntang sebagi kopi terbaik di dunia dalam Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 yang digelar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat pada April 2016 lalu.

"Kopi di Jabar sedang bersinar baik masyarakat mengenal kopi dengan sangat meningkat, maka kita harus dorong sosialisasj dan proses produksi kopi harus kita tingkatkan," kata dia.

Di samping itu, pihaknya akan menambah lahan benih kopi yang saat ini hanya terpusat di wilayah Bandung Raya - Garut, seperti di Gunung Puntang, Gunung Halu, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Papandayan, Gunung Malabar dan Gunung Tilu.

"Kita juga akan menetapkan lokasi lain seperti di Majalengka, Cianjur, Sukabumi, dan Bogor," kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Arif Santosa mengatakan, saat ini iklim perkopian di Indonesia sangat menguntungkan para penggiat, petani, hingga pemasarannya. Hal itu terbukti dengan meningkatnya produsen kopi di Jawa Barat sejak tahun 2010.

"Demam minum kopi di kalangan masyarakat, dan banyaknya festival-festival yang memunculkan petani asal Jabar sebagai juaranya. Menjadi suatu iklim yang bagus untuk kita tingkatkan," kata Arif.

Dengan kondisi tersebut, kata dia, akan berdampak pada perekonomian para petani kopi di Jabar untuk terus meningkatkan hasil produksinya. Apalagi, manfaat penanaman kopi tidak hanya dalam untung dalam sisi bisnis, namun juga bernilai konservasi.

"Kopi tidak memerlukan lahan yang luas, bisa di samping tanaman tegakkan. Juga membuat hutan terjaga," kata dia.

Meski begitu, untuk menjadi produsen kopi terbesar di dunia, tidak hanya diukur dari dari seberapa banyak kopi dihasilkan tiap tahunnya, namun harus diimbangi dengan citarasa yang mewah.

"Mungkin untuk menjadi produsen nomor satu berat, tetapi sebagai kualitas wahid sangat terbuka. Vietnam produsen kopi terbesar tetapi rasanya tidak enak," kata Arif.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017