Antarajabar.com - Akademisi dan budayawan asal Bandung, Jawa Barat, Prof Ganjar Kurnia mengatakan pengajaran materi bahasa Sunda dimulai dengan memperkenalkan lagu daerah agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
"Lagu itu media yang cukup menyenangkan sebagai media pembelajaran. Diharapkan dengan menggunakan lagu siswa akan hafal, kemudian mengerti arti kata bahasa sunda bahkan kalimat dalam lagu tersebut," kata Ganjar Kurnia, di Bandung, Senin.
Mantan Rektor Universitas Padjadjaran ini menuturkan salah satu kesulitan yang dirasakan para murid dalam mempelajari bahasa Sunda yaitu kata-kata yang digunakan merupakan kata-kata lama.
Tidak hanya masalah kosakata yang tidak berkembang, kata Ganjar, ia juga menyampaikan kritikan atas metode pembelajaran Bahasa Sunda yang digunakan para guru mengikuti kaidah teori spiral.
"Semakin lama semakin sulit. Padahal, menurutnya salah satu tujuan utama belajar bahasa yaitu untuk berkomunikasi. Seharusnya materi dan metode yang digunakan semakin lama semakin menyenangkan," kata dia.
Oleh karenannya ia menyarankan pengajaran materi bahasa Sunda dimulai dengan memperkenalkan lagu daerah karena hal tersebut dianggap cukup menyenangkan sebagai media pembelajaran.
Sementara itu, Kepala Prodi Pendidikan Bahasa Daerah Universitas Pendidikan Indonesia Drs H Usep Kuswari mengakui bahwa penerapan kurikulum bahasa sunda masih terdapat sejumlah kekurangan diberbagai aspek.
Menurut dia, deberapa daerah di Jawa Barat masih terdapat sekolah yang tidak menerapkan bahasa Sunda sebagai muatan lokalnya dan masih ada sekolah yang menyatukan bahasa Sunda dengan pelajaran seni dan budaya.
"Sehingga pembelajaran bahasa menjadi kurang maksimal. Namun, hal itu hanya terjadi di daerah kecil di Jawa Barat saja," kata dia.
Ia menuturkan UPI sebagai salah satu universitas yang menyediakan tenaga pendidik kerap diajak kerjasama oleh pemerintah dalam merancang peraturan maupun kurikulum yang terkait dengan dunia pendidikan, khususnya dalam pendidikan bahasa Sunda.
Sejak tahun 1994 Prodi Pendidikan Bahasa Daerah UPI turut menggodok kurikulum pendidikan bahasa Sunda untuk daerah Jawa Barat dan Kota Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat ditetapkan sebagi model dalam pengajaran bahasa Sunda di sekolah-sekolah.
Lebih lanjut ia mengatakan persoalan tenaga pendidik juga menjadi permasalahan yang masih belum teratasi dalam pengembangan bahasa sunda.
Menurut survei Program Studi Pendidikan Bahasa Daerah UPI dari seluruh guru bahasa Sunda yang terdapat di Jawa Barat, hanya 31 persen yang merupakan lulusan Prodi PDB atau jurusan pendidikan bahasa daerah.
"Hal ini pun terjadi di Kota Bandung. Kurangnya guru yang memiliki kompetensi cukup mengganggu dalam penerapan pendidikan bahasa daerah ini," kata dia.
Dia mengatakan kendala ini cukup sulit diatasi karena terkena masalah birokrasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Lagu itu media yang cukup menyenangkan sebagai media pembelajaran. Diharapkan dengan menggunakan lagu siswa akan hafal, kemudian mengerti arti kata bahasa sunda bahkan kalimat dalam lagu tersebut," kata Ganjar Kurnia, di Bandung, Senin.
Mantan Rektor Universitas Padjadjaran ini menuturkan salah satu kesulitan yang dirasakan para murid dalam mempelajari bahasa Sunda yaitu kata-kata yang digunakan merupakan kata-kata lama.
Tidak hanya masalah kosakata yang tidak berkembang, kata Ganjar, ia juga menyampaikan kritikan atas metode pembelajaran Bahasa Sunda yang digunakan para guru mengikuti kaidah teori spiral.
"Semakin lama semakin sulit. Padahal, menurutnya salah satu tujuan utama belajar bahasa yaitu untuk berkomunikasi. Seharusnya materi dan metode yang digunakan semakin lama semakin menyenangkan," kata dia.
Oleh karenannya ia menyarankan pengajaran materi bahasa Sunda dimulai dengan memperkenalkan lagu daerah karena hal tersebut dianggap cukup menyenangkan sebagai media pembelajaran.
Sementara itu, Kepala Prodi Pendidikan Bahasa Daerah Universitas Pendidikan Indonesia Drs H Usep Kuswari mengakui bahwa penerapan kurikulum bahasa sunda masih terdapat sejumlah kekurangan diberbagai aspek.
Menurut dia, deberapa daerah di Jawa Barat masih terdapat sekolah yang tidak menerapkan bahasa Sunda sebagai muatan lokalnya dan masih ada sekolah yang menyatukan bahasa Sunda dengan pelajaran seni dan budaya.
"Sehingga pembelajaran bahasa menjadi kurang maksimal. Namun, hal itu hanya terjadi di daerah kecil di Jawa Barat saja," kata dia.
Ia menuturkan UPI sebagai salah satu universitas yang menyediakan tenaga pendidik kerap diajak kerjasama oleh pemerintah dalam merancang peraturan maupun kurikulum yang terkait dengan dunia pendidikan, khususnya dalam pendidikan bahasa Sunda.
Sejak tahun 1994 Prodi Pendidikan Bahasa Daerah UPI turut menggodok kurikulum pendidikan bahasa Sunda untuk daerah Jawa Barat dan Kota Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat ditetapkan sebagi model dalam pengajaran bahasa Sunda di sekolah-sekolah.
Lebih lanjut ia mengatakan persoalan tenaga pendidik juga menjadi permasalahan yang masih belum teratasi dalam pengembangan bahasa sunda.
Menurut survei Program Studi Pendidikan Bahasa Daerah UPI dari seluruh guru bahasa Sunda yang terdapat di Jawa Barat, hanya 31 persen yang merupakan lulusan Prodi PDB atau jurusan pendidikan bahasa daerah.
"Hal ini pun terjadi di Kota Bandung. Kurangnya guru yang memiliki kompetensi cukup mengganggu dalam penerapan pendidikan bahasa daerah ini," kata dia.
Dia mengatakan kendala ini cukup sulit diatasi karena terkena masalah birokrasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017