Antarajabar.com - Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Rabu (2/11), menyatakan telah merampungkan pembangunan Teleskop Antariksa James Webb, teleskop antariksa terbesar yang pernah dibangun setelah hampir dua dekade kerja keras.

Webb dianggap sebagai penerus Teleskop Antariksa Hubble milik NASA yang berusia 26 tahun. NASA menyatakan roket Ariane 5  akan meluncurkannya dari Guyana, Prancis,  Oktober 2018.

"Hari ini kita merayakan fakta bahwa teleskop kita sudah selesai dan kita akan membuktikan bahwa itu bekerja," kata peraih Nobel dan ilmuwan senior proyek Webb, John Mather, dalam konferensi pers yang disiarkan lewat Youtube.

Menurut dia, teleskop baru itu akan membuka "wilayah baru astronomi".

"Kita akan melihat hal-hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya karena teleskop ini jauh lebih mampu bahkan jika dibandingkan dengan teleskop Hubble," kata Mather.

"Sebagai gambaran tentang apa yang bisa kita lakukan dengan itu, kalau kau kumbang yang berada sejauh bulan, kita akan bisa melihatmu, lewat pantulan cahaya matahari dan radiasi dan panas yang kau keluarkan."

Menurut NASA, para perekayasa dan teknisi, Rabu, sukses menyelesaikan pengukuran optik penting pertama cermin primer Webb yang sudah dirakit lengkap, yang disebut tes "Center of Curvature", untuk mengukur bentuk cermin.

Selanjutnya, cermin primer 6,5-meter yang meliputi 18 cermin heksagonal akan menjalani serangkaian pengujian teliti yang akan meniru suara keras dan vibrasi lingkungan teleskop di dalam roket dalam perjalanan menuju antariksa.

Tes "Center of Curvature" akan diulang setelah pengujian lingkungan dan hasilnya dibandingkan untuk menemukan apakah ada perubahan atau kerusakan dalam sistem optik.

NASA menyatakan teleskop Webb akan digunakan untuk mengamati objek-objek jauh di semesta, memberikan gambar galaksi-galaksi yang pertama terbentuk dan melihat planet-planet yang belum dijelajahi di sekitar bintang-bintang yang jauh.

Proyek bernilai 8,7 miliar dolar AS itu dipimpin oleh NASA, namun juga didukung oleh Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Kanada, demikian menurut warta kantor berita Xinhua.

Penerjemah: Maryati
antaranews

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016