Antarajabar.com - Industri berbasis budaya potensial untuk dikembangkan guna mendorong sektor pariwisata Indonesia, demikian menurut Sekretaris Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Putri Wardani.
"Industri berbasis budaya ada banyak kelompoknya, ini sektor yang harus dibangun karena pelakunya banyak dan ada di semua level," kata Putri di Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Industri berbasis budaya itu, di antaranya, industri jamu dan kosmetik, spa dan kesehatan, kuliner, seni, serta industri kerajinan tangan.
"Industri jamu dan kosmetik ini ada dua juta lebih pelaku usahanya, begitu juga spa jumlahnya ratusan, ada yang di hotel maupun salon-salon," katanya.
Menurut Putri, industri berbasis budaya tersebut potensial mendukung sektor pariwisata Indonesia.
Data menunjukkan 65 persen wisatawan mancanegara menyukai kesenian dan budaya Indonesia ketimbang alam.
"Kalau wisata alam, kita tidak kalah beda dengan Maldives, Hawaii, tetapi kekayaan budaya Indonesia jauh lebih banyak dari negara-negara tujuan wisata lainnya. Budaya Indonesia tidak ada yang bisa mengalahkan," katanya.
Selain wisata budaya, katanya, industri kuliner tradisional Indonesia juga cukup potensial dikembangkan. Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan mengharuskan hotel dan restoran menyuguhkan hidangan khas Indonesia.
Menurut dia, wisatawan mancanegara suka dengan hidangan khas bila berkunjung ke negara-negara yang didatanginya.
"Termasuk di sekolah-sekolah, harusnya menyuguhkan hidangan tradisional, dan pusat makanan di mal-mal hendaknya menyediakan jajanan khas Indonesia," katanya.
Ia mengatakan pelaku usaha kuliner di Tanah Air jumlahnya mencapai 120 juta orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Industri berbasis budaya ada banyak kelompoknya, ini sektor yang harus dibangun karena pelakunya banyak dan ada di semua level," kata Putri di Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Industri berbasis budaya itu, di antaranya, industri jamu dan kosmetik, spa dan kesehatan, kuliner, seni, serta industri kerajinan tangan.
"Industri jamu dan kosmetik ini ada dua juta lebih pelaku usahanya, begitu juga spa jumlahnya ratusan, ada yang di hotel maupun salon-salon," katanya.
Menurut Putri, industri berbasis budaya tersebut potensial mendukung sektor pariwisata Indonesia.
Data menunjukkan 65 persen wisatawan mancanegara menyukai kesenian dan budaya Indonesia ketimbang alam.
"Kalau wisata alam, kita tidak kalah beda dengan Maldives, Hawaii, tetapi kekayaan budaya Indonesia jauh lebih banyak dari negara-negara tujuan wisata lainnya. Budaya Indonesia tidak ada yang bisa mengalahkan," katanya.
Selain wisata budaya, katanya, industri kuliner tradisional Indonesia juga cukup potensial dikembangkan. Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan mengharuskan hotel dan restoran menyuguhkan hidangan khas Indonesia.
Menurut dia, wisatawan mancanegara suka dengan hidangan khas bila berkunjung ke negara-negara yang didatanginya.
"Termasuk di sekolah-sekolah, harusnya menyuguhkan hidangan tradisional, dan pusat makanan di mal-mal hendaknya menyediakan jajanan khas Indonesia," katanya.
Ia mengatakan pelaku usaha kuliner di Tanah Air jumlahnya mencapai 120 juta orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016