Antarajabar.com - Nelayan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menolak adanya rencana bantuan kapal dari Kementrian Kelautan dan Perikanan yang berupa kapal berbahan fiber, karena tidak akan bertahan di perairan pantura khususnya Cirebon yang berlumpur.
"Para nelayan semua minta rencana bantuan kapal yang berbahan fiber dari KKP dikaji ulang, karena kapal itu riskan rusak dan sulit untuk diperbaiki," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Wisono, Selasa, di Cirebon.
Menurutnya mayoritas nelayan di daerah pantura itu tidak menginginkan adanya bantuan kapal yang terbuat dari fiber.
Selain karena dikhawatirkan akan cepat rusak dan tidak tahan gelombang dan lumpur, juga disebabkan kultur atau kebiasaan para nelayan.
Dimana sampai sekarang ini tidak ada nelayan yang kapalnya menggunakan fiber, karena memang tidak tahan lama.
"Berbeda dengan bahan kayu, ketika bocor bisa diperbaiki dibagian yang bocor, tidak harus semuanya," ujarnya.
Sementara itu Sukarsa salah seorang nelayan Cirebon menuturkan, jika memang ada bantuan berupa kapal berbahan fiber pihaknya tidak mau menerima.
Karena percuma saja, kalau hanya kapal yang didapat dari bantuan berguna hanya sekalli, mengingat kapal fiber itu bisa sangat rentan pecah.
"Kalau digunakannya hanya sekali ya percuma, kami sih minta dikaji ulang saja bantuan kapal dari fiber, tapi kalau dari bahan kayu kami juga mau menerimanya," katanya.
Wisono menambahkan pemerintah melalui KKP berencana memberikan 40 kapal berbahan fiber kepada para nelayan di Cirebon, namun ia menyayangkan dengan sikap KKP yang ngotot dengan kapal fibernya.
Padahal lanjut dia, kapal fiber diperairan Cirebon sangat tidak cocok dan itu harus dipertimbangkan oleh KKP.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Para nelayan semua minta rencana bantuan kapal yang berbahan fiber dari KKP dikaji ulang, karena kapal itu riskan rusak dan sulit untuk diperbaiki," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Wisono, Selasa, di Cirebon.
Menurutnya mayoritas nelayan di daerah pantura itu tidak menginginkan adanya bantuan kapal yang terbuat dari fiber.
Selain karena dikhawatirkan akan cepat rusak dan tidak tahan gelombang dan lumpur, juga disebabkan kultur atau kebiasaan para nelayan.
Dimana sampai sekarang ini tidak ada nelayan yang kapalnya menggunakan fiber, karena memang tidak tahan lama.
"Berbeda dengan bahan kayu, ketika bocor bisa diperbaiki dibagian yang bocor, tidak harus semuanya," ujarnya.
Sementara itu Sukarsa salah seorang nelayan Cirebon menuturkan, jika memang ada bantuan berupa kapal berbahan fiber pihaknya tidak mau menerima.
Karena percuma saja, kalau hanya kapal yang didapat dari bantuan berguna hanya sekalli, mengingat kapal fiber itu bisa sangat rentan pecah.
"Kalau digunakannya hanya sekali ya percuma, kami sih minta dikaji ulang saja bantuan kapal dari fiber, tapi kalau dari bahan kayu kami juga mau menerimanya," katanya.
Wisono menambahkan pemerintah melalui KKP berencana memberikan 40 kapal berbahan fiber kepada para nelayan di Cirebon, namun ia menyayangkan dengan sikap KKP yang ngotot dengan kapal fibernya.
Padahal lanjut dia, kapal fiber diperairan Cirebon sangat tidak cocok dan itu harus dipertimbangkan oleh KKP.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016