Antarajabar.com - Pemerintah Kota Cimahi, Jawa Barat, melakukan pembinaan terhadap para pedagang maupun pembuat makanan jajanan untuk anak-anak sekolah untuk mewujudkan kota sehat yang bebas dari makanan berbahaya.

"Pembinanaan pangan jajanan anak-anak sekolah yang aman, bermutu dan bergizi dapat terwujud demi menyelamatkan anak kita," kata Wali Kota Cimahi Atty Suharti saat menghadiri pembinanan para pedagang dan pembuat pangan jajanan anak-anak sekolah (PJAS) di Cimahi, Kamis.

Ia menuturkan pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan jajanan makanan penting dilakukan untuk menjaga makanan yang dikonsumsi anak-anak sehat dan bergizi.

Ia menjelaskan pembinaan tersebut sebagai tanggung jawab bersama menyehatkan anak-anak saat ini dan yang akan datang agar menjadi anak sehat, cerdas berguna untuk orang tua, dan negara.

"Kota Cimahi sebagai rumah kita haruslah menjadi rumah yang sehat, diisi oleh anak-anak yang sehat, siapa lagi yang harus menciptakan dan memelihara rumah kita kalau bukan kita sendiri," katanya.

Ia menyampaikan World Health Organization (WHO) 2008 telah mengimbau seluruh dunia dengan  pencanangan konsep sekolah sehat, atau sekolah yang mempromosikan kesehatan agar anak sedunia sehat.

Termasuk Indonesia, lanjut Atty, program kesehatan dunia tersebut ditindak lanjuti dengan kegiatan pengawasan PJAS secara khusus yang digagas oleh Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan sejak 2004 dan harus dilaksanakan seluruh pemerintah

Permasalahan yang selalu ditemukan di lapangan, kata Atty, adanya penyalahgunaan bahan berbahaya serta pencemaran mikroba, logam berat dan bahan tambahan pangan yang mengakibatkan keracunan pangan.

Menurut Atty munculnya makanan mengandung zat berbahaya itu dapat disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan para pedagang atau pembuat makanan.

"Kami meyakini, kejadian tersebut bukanlah disengaja namun kurangnya pemahaman pengetahuan tentang bahan makanan dan proses buat serta zat-zat yang menarik padahal bahaya," katanya.

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016