Antarajabar.com - Indonesia sangat beruntung karena memiliki pabrik vaksin PT Bio Farma (Persero) yang mana untuk vaksinasi dan imunisasi di tanah air menyumbang 'economic cost' yang tidak sedikit.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Sub Direktorat Imunias, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Prima Josephine pada peringatan Pekan Imunisasi Dunia bertema 'Menutup Senjang Imunisasi: Imunisasi untuk Semua Sepanjang Hidup' di gedung Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad Bandung, Minggu.

"Itu menjadi keunggulan Indonesia di mata World Health Organization (WHO)," kata Prima.

Sejauh ini, Bio Farma memasok 100 persen  kebutuhan vaksin di Indonesia. Pada  Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016 pada Maret lalu, economic cost yang harus dibayar mencapai Rp45 miliar. Prima menegaskan, dana tersebut merupakan tanggungan pemerintah pusat untuk logistik vaksin. Jumlahnya bertambah banyak karena pemerintahan daerah pun mengeluarkan biaya operasional yang tidak sedikit.

"Biaya tinggi untuk imunisasi ini bisa membengkak hingga Rp1 triliun untuk memasok vaksin di Posyandu se-Indonesia. Pada 2005 lalu, untuk satu putaran imunisasi polio saja mencapai Rp100 miliar," katanya.

Khusus vaksin polio, PT Bio Farma memasok duapertiga kebutuhan vaksin polio dunia. Pada PIN Polio 2016, BUMN ini memasok sebanyak 1,4 juta vial vaksin polio 20 dosis.

Anggaran yang dikeluar mekan Kementerian Kesehatan ini didistribusikan melalui Dinas Kesehatan di daerah.

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016