Antarajabar.com - Pesawat terbang tanpa awak  "Wulung", karya anak bangsa yang dikembangkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), BPPT dan Balitbang Kementerian Pertahanan RI mendapat sertifikat  dari otoritas kelaikan terbang militer Indonesia (Indonesian Military Airworthiness Authority/IMAA).

"Sertikat tipe PTTA Wulung telah dikeluarkan IMAA, pesawat ini dirancang sebagai sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan autopilot," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andy Alisjahbana saat menerima sertifikat tipe PTTA Wulung di Kompleks PTDI Kota Bandung, Selasa.

Sertifikat tipe PTTA Wulung diserahkan oleh Kepala Pusat Kelaikan Penerbangan Sarana Pertahanan Laksamana Pertama TNI Sofyan kepada PTDI dalam upacara penyerahan di Kompleks PTDI Bandung.

Dengan dikeluarkannya sertifikat tipe itu maka proses rancang bangun dan spesifikasi teknis serta batasan operasi pesawat itu telah menenuhi ketentuan dan aturan kelaikan udara bedasar Petunjuk Pelaksana Dirjen Ranahan Nomor Juklak/20/VIII/2010 tertanggal 31 Agustus 2010.

Sistem itu menggunakan konsep modular composite structure, ruang akses yang luas dan perakitan yang cepat dan mudah.

Pesawat tanpa awak itu memiliki bobot maksimal 125 kilogram, kapasitas tanki bahan bakar 35 liter, menggunakan singel piston engine tipe pusher bertenaga 22HP.

"Dengan sistem autopilot yang terintegrasi di pesawat, PTTA Wulung dapat melakukan misinya secara otomatis," katanya.

Misi utama PTTA Wulung adalah intelijen, pengawasan, pengintaian atau ISR. Pesawat itu dibuat dengan proses pembuatan dan komponen yang sesuai dengan standar industri penerbangan dan sesuai dengan kualifikasi yang berlaku untuk produk pesawat terbang.

Pengembangan awal Wulung dilakukan oleh BPPT bersama Balitbanhg Kemenham RI sebagai riset awal melakukan penelitian mulai dari desain purwarupa dan uji terbang. Kemudian menggandeng PTDI untuk diproduksi sesuai dengan prosedur standar industri penerbangan.

Pesawat PTTA dengan sistem avionik dan mission payload system juga ditambah vitur transponder yang berfungsi untuk memberi data posisi dan ketinggian kepada radar sebagai alat bantu ATC.

Sementara itu Kepala Pusat Kelaikan Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Laksamana Pertama TNI M Sofyan menyatakan PTTA Wulung memenuhi standar kebutuhan di lapangan khususnya bagi militer.

"Kebutuhan pesawat tanpa awak ini sangat besar, selain untuk kegiatan operasi militer juga untuik sipil. Salah satunya bisa dioperasikan di kawasan perbatasan dan juga untuk pemetaan lahan," kata Laksamana Pertama TNI M Sofyan.

Ia menyebutkan, PTTA Wulung akan menjadi pesawat tanpa awak yang strategis bila dikembangkan. Dengan demikian ke depan bisa bermanfaat untuk mendukung sistem pertahanan jan juga dimanfaatkan untuk kepentingan sipil.

"Contohnya di Kalimantan, pesawat ini bisa mendukung pemetaan wilayah, pemotretan udara dan lainnya," katanya menambahkan.

Seusai penyerahan sertifikat tipe, dilanjutkan dengan peninjauan kehanggar PTDI yang digunakan untuk rancang bangun dan produksi pesawat tanpa awak pertama yangh dikembangkan industri pesawat terbang nasional itu.




Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016