Antarajabar.com - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Cianjur, Jabar, mencatat setiap tahun ada perempuan di wilayah tersebut menjadi korban perdagangan manusia.
        
Kepala Bidang Kepala Advokasi P2TP2A Cianjur, Lidya Indayani Umar, di Cianjur, Senin, mengatakan jumlah kasus trafficking tahun 2014 dan 2015 terdapat 25 kasus dengan usia berkisar 0-25 tahun.
        
"Tahun 2014, ada 18 kasus, pada 2015 turun menjadi tujuh kasus, sedangkan 2016 baru ada dua kasus trafficking. Semua korban perempuan dengan latar pendidikan tingkat SD. Minimnya pengetahuan jadi salah satu faktor korban trafficking selalu ada dari Cianjur," katanya.
        
Dia menjelaskan, rendahnya pendidikan korban sehingga  pelaku dengan mudah merayu korban dengan iming-iming upah atau gaji yang tinggi. Namun kenyataanya mereka dipaksa untuk bekerja dan tidak jarang tanpa dibayar.
        
Meskipun selama dua tahun terakhir angka kasus tersebut, mengalami jumlah penurunan namun setiap tahunnya masih ada korban dari Cianjur, sehingga membuat pihaknya semakin gencar melakukan sosialisasi terutama tentang modus kejahatan dengan menawarkan pekerjaan.
        
"Selama ini jaringan trafficking sudah terorganisir, perpanjangan tangan jaringan tersebut tersebar di seluruh daerah, ini menjadi kesulitan bagi P2TP2A sebab usaha pemulangan bisa batal jika jaringan sudah bergerak, sehingga kami melibatkan semua lapisan warga hingga tingkat paling bawah, agar trafficking bisa ditekan," katanya.
        
Sementara Asisten Daerah (Asda) 1 Setda Cianjur, Dwi Ambar, mengatakan, terungkapnya kasus trafficking jadi bahan evaluasi untuk pemerintah agar bisa menekan angka perdagangan manusia di Cianjur. Selama ini, pihaknya telah melakukan antisipasi melalui sosialisasi dan penyuluhan yang melibatkan semua lapisan warga.
        
"Kami mendukung penanganan kasus tersebut dengan anggaran yang ada, sehingga harapan kami kasus trafficking di Cianjur, berkurang. Serta tidak ada lagi perempuan yang terbuai bujuk rayu pelaku," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016