Antarajabar.com - Badan Narkotika Nasional Kabupaten Garut, Jawa Barat, melakukan tes urine terhadap 277 personel prajurit dan pegawai negeri sipil di lingkungan Markas Komando Resor Militer (Korem) 062/Tarumanagara, Garut.
Komandan Korem 062/Tarumanagara Kolonel Inf Sudarmadi, Senin mengatakan tes urine melibatkan BNN Garut itu untuk mengetahui ada atau tidaknya personel menyalahgunakan narkoba.
"Tanpa pengecualian, baik militer maupun PNS sejumlah 277 orang diperiksa," kata Sudarmadi.
Ia menuturkan pemeriksaan tersebut sudah rutin dilakukan sebagai bentuk keseriusan Korem 062/Tarumanagara dalam memerangi narkoba.
TNI, lanjut dia, secara tegas mendukung program pemerintah atau BNN dalam memberantas penyalahgunaan dan menerapkan hidup sehat tanpa narkoba.
"Kami mendorong terciptanya pola hidup sehat tanpa narkoba," katanya.
Ia menambahkan tes urine terhadap anggota itu merupakan perintah langsung dari Mabes TNI untuk pencegahan masuknya narkoba.
Jika ada anggotanya terbukti menyalahgunakan narkoba, Sudarmadi menyatakan dengan tegas siap memberi sanksi berupa pemecatan dari kesatuan. "Dipecat, gak ada toleransi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
Komandan Korem 062/Tarumanagara Kolonel Inf Sudarmadi, Senin mengatakan tes urine melibatkan BNN Garut itu untuk mengetahui ada atau tidaknya personel menyalahgunakan narkoba.
"Tanpa pengecualian, baik militer maupun PNS sejumlah 277 orang diperiksa," kata Sudarmadi.
Ia menuturkan pemeriksaan tersebut sudah rutin dilakukan sebagai bentuk keseriusan Korem 062/Tarumanagara dalam memerangi narkoba.
TNI, lanjut dia, secara tegas mendukung program pemerintah atau BNN dalam memberantas penyalahgunaan dan menerapkan hidup sehat tanpa narkoba.
"Kami mendorong terciptanya pola hidup sehat tanpa narkoba," katanya.
Ia menambahkan tes urine terhadap anggota itu merupakan perintah langsung dari Mabes TNI untuk pencegahan masuknya narkoba.
Jika ada anggotanya terbukti menyalahgunakan narkoba, Sudarmadi menyatakan dengan tegas siap memberi sanksi berupa pemecatan dari kesatuan. "Dipecat, gak ada toleransi," katanya.
Editor : Irawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016