Antarajabar.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan tingkat kemiskinan di Jabar meningkat dari tahun sebelumnya.
"Kenaikan memang tidak begitu banyak dari nilai prosentase. Tapi, jika dilihat dari volumenya jumlah mencapai 4,5 juta warga miskin," kata Dedy Mizwar di Cirebon, Jumat.
Menurutnya, angka kemiskinan di Ciayumajakuning tidak ada satu Kota/Kabupaten pun yang prosentasenya dibawah 10 persen.
Artinya, wilayah tiga Cirebon paling tinggi tingkat kemiskinannya. Paling tinggi persentasenya adalah Kabupaten Indramayu.
Tapi, jika dilihat dari jumlah penduduknya Kabupaten Cirebon yang paling tinggi.
"Kabupaten Cirebon secara presentase lebih kecil dibandingkan Indramayu. Tapi, jumlah jauh lebih signifikan dibandingkan Indramayu," ujarnya.
Deddy mengaku aneh dengan gejela seperti ini. Sebab, angka kemiskinan terus meningkat setiap tahun.
Padahal, support anggaran penanggulangan kemiskinan sangat tinggi. Itu artinya, ada hal yang "anomali."
"Jangan - jangan implementasi di lapangan penanggulangan kemiskinan tidak tepat dan tidak akuntabel. Sehingga data by name, by address tidak terkumpul dengan baik. Oleh karena itu, penanggulangan kemiskinan kita evaluasi setiap tahunnya," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (PBS) jumlah warga miskin meningkat 9,7 persen dari tahun lalu, tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Kenaikan memang tidak begitu banyak dari nilai prosentase. Tapi, jika dilihat dari volumenya jumlah mencapai 4,5 juta warga miskin," kata Dedy Mizwar di Cirebon, Jumat.
Menurutnya, angka kemiskinan di Ciayumajakuning tidak ada satu Kota/Kabupaten pun yang prosentasenya dibawah 10 persen.
Artinya, wilayah tiga Cirebon paling tinggi tingkat kemiskinannya. Paling tinggi persentasenya adalah Kabupaten Indramayu.
Tapi, jika dilihat dari jumlah penduduknya Kabupaten Cirebon yang paling tinggi.
"Kabupaten Cirebon secara presentase lebih kecil dibandingkan Indramayu. Tapi, jumlah jauh lebih signifikan dibandingkan Indramayu," ujarnya.
Deddy mengaku aneh dengan gejela seperti ini. Sebab, angka kemiskinan terus meningkat setiap tahun.
Padahal, support anggaran penanggulangan kemiskinan sangat tinggi. Itu artinya, ada hal yang "anomali."
"Jangan - jangan implementasi di lapangan penanggulangan kemiskinan tidak tepat dan tidak akuntabel. Sehingga data by name, by address tidak terkumpul dengan baik. Oleh karena itu, penanggulangan kemiskinan kita evaluasi setiap tahunnya," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (PBS) jumlah warga miskin meningkat 9,7 persen dari tahun lalu, tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016