Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengimplementasikan pendekatan Deep Learning di sekolah-sekolah yang memulai kembali proses pembelajarannya Senin ini, sambil menunggu kebijakan kurikulum dari pemerintah pusat.

Sekretariat Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman dalam keterangan di Bandung Senin, mengatakan bahkan Pemprov Jabar berkomitmen menjadi yang terdepan dalam penerapan pendekatan ini sebagai transisi sambil menunggu kajian Kurikulum Merdeka selesai.

Baca juga: DPRD Jabar meminta warisan budaya takbenda masuk kurikulum sekolah

"Kami sudah relatif mengetahui kondisi di lapangan dan Jabar berkomitmen terdepan dalam implementasi Deep Learning baik di SMA, SMP, SD dan semua jenjang pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama," ujar Herman.

Menurut Herman, dalam monitoring Deep Learning di SMA Negeri Situraja Kabupaten Sumedang Senin ini, para siswa sudah memahami tiga pilar utama pendekatan Deep Learning tersebut, yakni mindfull learning (pembelajaran yang berkesadaran), meaningfull learning (pembelajaran yang bermakna), dan joyfull learning (pembelajaran yang menyenangkan).

"Saya monitoring di hari pertama masuk sekolah ini dan mereka sudah mulai paham mengenai Deep Learning ini," ujarnya.

Pemprov Jabar, menurut Herman, akan terus memantau penerapan Deep Learning ke semua sekolah. Pemahaman tak hanya diberikan kepada para siswa namun juga untuk kepala sekolah dan para guru.

"Tentu nanti juga ke daerah lainnya di 27 kabupaten/kota karena semua harus diperhatikan. Kita akan edukasikan agar semua kepala sekolah dan guru memahami untuk dipraktikkan," kata Herman.

Keseriusan dalam penerapan Deep Learning, kata Herman, merupakan komitmen Pemprov Jabar terhadap dunia pendidikan yang merupakan modal utama Indonesia Emas 2045.

"Kita harus sangat aware terhadap dunia pendidikan karena modal utama untuk menjemput Indonesia Emas tahun 2045 adalah sektor pendidikan yang menjadi modal utama," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menjelaskan, saat ini Kementerian sedang mengkaji kembali Kurikulum Merdeka dan belum mengambil keputusan apapun apakah akan diteruskan atau tidak.

Ia menegaskan, Deep Learning bukan kurikulum melainkan model pendekatan belajar.


Deep Learning dirancang untuk menguatkan pemahaman siswa melalui pendekatan lebih dalam dengan tujuan memberikan pengalaman belajar lebih bermakna sekaligus menyenangkan.

Selain monitoring di SMA Negeri Situraja, Herman didampingi Plh Kadisdik Jabar juga meninjau SMP Negeri 1 Situraja, dan SD Negeri Situraja.

Baca juga: Pelajaran AI dan coding di tingkat SD dan SMP disiapkan



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jabar implementasikan Deep Learning sambil tunggu kebijakan kurikulum

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025