Antarajabar.com - Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi W Setiyono menyatakan sejumlah potensi perusahaan itu siap digenjot untuk meningkatkan pendapatan perseroan pada 2016.
"Sejumlah potensi akan dioptimalkan pada 2016, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan dua kali lipat tahun ini," kata Gilarsi pada acara penandatanganan MoU Seamless Logistik Pos Indonesia dengan 13 BUMN di Bandung, Jumat.
Menurut Gilarsi, beberapa sektor bisnis logistik masih bisa ditingkatkan termasuk meningkatkan jejaring guna menjading konsumen serta meningkatkan layanan melalui berbagai inovasi dan kreatifitas produk layanan.
Ia menyebutkan pendapatan PT Pos Indonesia pada 2016 mencapai Rp4,65 triliun dari seluruh produk layanan yang dijalankannya.
"Bila pada 2015 lalu bisa mencapai Rp4,65 triliun, maka tahun 2016 ini targetnya secara psikologis harus bisa menggandakannya," katanya.
Ia optimistis pada tahun 2016, bisnis logistik masih bisa tumbuh, termasuk pendapatan Pos Indonesia juga ditargetkan bisa tumbuh lebih baik lagi.
"Memang untuk beberapa produk seperti surat dan kirim-kirim pertumbuhannya tidak signifikan, tapi peluang di sektor logistik dan layanan finansial peluang pertumbuhannya cukup besar," katanya.
Pos Indonesia akan terus meningkatkan inovasi pada tiga layanan utamaya itu yakni, kiriman, finanial service serta logistik. Ia mencontohkan untuk layanan kirim-kirim pihaknya akan menggarap layanan parcel disamping surat atau mail.
Juga untuk layanan finansial service pihaknya akan terus melakukan pengembangan jasa keuangan Pos Indonesia sehingga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat. Serta untuk logistik, pihaknya juga melakukan terobosan pasar dengan menjalin sinergitas serta kerjasama dengan perusahaan logistik di luar negeri.
Terkait pengembangan bisnis sektor properti, menurut Gilarsi Pos Indonesia akan mengarahkan bisnis non logistik perusahaan itu ke sektor yang masih memiliki kaitan dengan core bisnis PT Pos Indonesia.
"Kita akan mengembangkan bisnis pergudangan. Bangunan-bangunan gudang ke depan akan dibutuhkan dan itu sinergi dengan bisnis pos di sektor logistik," kata Gilarsi.
Meski demikian, tidak disebutkan berapa gudang yang akan dibangun. Menurut dia, pihaknya akan berhitung peluang dan potensinya di daerah atau kota terkait. Di beberapa daerah atau kota, bangunan gudang itu diperlukan baik oleh perusahaan swasta maupun badan usaha pemerintah.
Sedangkan untuk memperkuat sinergi sektor logistik, Pos Indonesia menandatangani MoU dengan sejumlah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang logistik.
Penandatanganan kerja sama sinergitas dengan BUMN logistik yang disaksikan oleh Menteri BUMN Rini M Sumarno tersebut yakni dengan Perum Bulog, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, Pelindo I, II, III dan IV, PT Pelni, PT Djakarta Lloyd, PT Sang Hyang Sri, PT Pertani, Perum Damri dan PT Angkusan Sungai Dan Penyeberangan (ASDP).
"Sinergi antar BUMN terutamayang bergerak di bidang logistik ini diharapkan bisa meningkatkan pelayanan kepada seluruh stakeholder, memanfaatkan kelebihan masing-masing uyntuk meningkatkan kinerja perseroan," kata Dirut PT Pos Indonesia itu menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Sejumlah potensi akan dioptimalkan pada 2016, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan dua kali lipat tahun ini," kata Gilarsi pada acara penandatanganan MoU Seamless Logistik Pos Indonesia dengan 13 BUMN di Bandung, Jumat.
Menurut Gilarsi, beberapa sektor bisnis logistik masih bisa ditingkatkan termasuk meningkatkan jejaring guna menjading konsumen serta meningkatkan layanan melalui berbagai inovasi dan kreatifitas produk layanan.
Ia menyebutkan pendapatan PT Pos Indonesia pada 2016 mencapai Rp4,65 triliun dari seluruh produk layanan yang dijalankannya.
"Bila pada 2015 lalu bisa mencapai Rp4,65 triliun, maka tahun 2016 ini targetnya secara psikologis harus bisa menggandakannya," katanya.
Ia optimistis pada tahun 2016, bisnis logistik masih bisa tumbuh, termasuk pendapatan Pos Indonesia juga ditargetkan bisa tumbuh lebih baik lagi.
"Memang untuk beberapa produk seperti surat dan kirim-kirim pertumbuhannya tidak signifikan, tapi peluang di sektor logistik dan layanan finansial peluang pertumbuhannya cukup besar," katanya.
Pos Indonesia akan terus meningkatkan inovasi pada tiga layanan utamaya itu yakni, kiriman, finanial service serta logistik. Ia mencontohkan untuk layanan kirim-kirim pihaknya akan menggarap layanan parcel disamping surat atau mail.
Juga untuk layanan finansial service pihaknya akan terus melakukan pengembangan jasa keuangan Pos Indonesia sehingga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat. Serta untuk logistik, pihaknya juga melakukan terobosan pasar dengan menjalin sinergitas serta kerjasama dengan perusahaan logistik di luar negeri.
Terkait pengembangan bisnis sektor properti, menurut Gilarsi Pos Indonesia akan mengarahkan bisnis non logistik perusahaan itu ke sektor yang masih memiliki kaitan dengan core bisnis PT Pos Indonesia.
"Kita akan mengembangkan bisnis pergudangan. Bangunan-bangunan gudang ke depan akan dibutuhkan dan itu sinergi dengan bisnis pos di sektor logistik," kata Gilarsi.
Meski demikian, tidak disebutkan berapa gudang yang akan dibangun. Menurut dia, pihaknya akan berhitung peluang dan potensinya di daerah atau kota terkait. Di beberapa daerah atau kota, bangunan gudang itu diperlukan baik oleh perusahaan swasta maupun badan usaha pemerintah.
Sedangkan untuk memperkuat sinergi sektor logistik, Pos Indonesia menandatangani MoU dengan sejumlah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang logistik.
Penandatanganan kerja sama sinergitas dengan BUMN logistik yang disaksikan oleh Menteri BUMN Rini M Sumarno tersebut yakni dengan Perum Bulog, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, Pelindo I, II, III dan IV, PT Pelni, PT Djakarta Lloyd, PT Sang Hyang Sri, PT Pertani, Perum Damri dan PT Angkusan Sungai Dan Penyeberangan (ASDP).
"Sinergi antar BUMN terutamayang bergerak di bidang logistik ini diharapkan bisa meningkatkan pelayanan kepada seluruh stakeholder, memanfaatkan kelebihan masing-masing uyntuk meningkatkan kinerja perseroan," kata Dirut PT Pos Indonesia itu menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016