Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta pemerintah pusat (Kementerian PU-Perumahan Rakyat) untuk segera membangun jalan pengganti untuk ruas Jalan Raya Sumedang-Wado yang terputus akibat genangan air Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang.
"Solusinya akan segera dibangun, karena tinggal 500 meter lagi jalan alternatif, dan tanggung jawab BBWS dan Kementerian PU-Pera. Kita tentu akan meminta pemerintah pusat untuk segera membangunnya," kata Ahmad Heryawan, di Bandung, Selasa.
Ia menuturkan rencananya, Rabu (17/2), Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) Jatigede juga akan membahas pembangunan Jalan Lingkar Jatigede.
"Dan yang kedua ialah membahas masyarakat yang berhak tapi belum terdaftar, itu masih ada 600-an KK. Insya Allah kita jamin akan diberi uang pengganti atau pembebasan lahan jika terbukti memang berhak," kata dia.
Menurut Aher, sebenarnya Jalan Raya Sumedang-Wado tersebut masuk dalam wilayah yang akan tenggelam karena pembangunan Waduk Jatigede. "Tapi karena curah hujan tinggi akhirnya telah tergenang, seharusnya jalan itu tergenang pada April nanti," kata dia.
Sebelumnya, Ruas Jalan Raya Sumedang-Wado di Kampung Betok Munjul, Desa Sukamenak, Kecamatan Darmaraja, Senin (15/2) yang akhirnya terputus akibat terendam genangan Waduk Jatigede.
Ketinggian air di sana diperkirakan mencapai 1,2 meter dan panjang jalan yang terendam 200 meter dan karena tak bisa dilewati kendaraan, ruas Jalan Sumedang-Wado ditutup dengan pemasangan plang di daerah perbatasan antara Wado dengan Malangbong Garut serta perbatasan Cileunyi-Sumedang.
Sementara itu, Ketua Tim Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) Waduk Jatigede Denny Djuanda menuturkan terputusnya Ruas Jalan Raya Sumedang -Wado akibat luapan air Waduk Jatigede tidak terprediksi sebelumnya.
Denny menuturkan, jalur jalan yang kini terendam memang akan digenangi namun karena curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir sehingga membuat debit air naik lebih cepat.
"Lalu masalah lainnya adalah, belum selesainya pembangunan Jalan Lingkar Jatigede sebagai pengganti Jalan Raya Wado yang kini terendam. Tapi airnya kecepatan lebih duluan sekitar satu bulan dari skenario," kata dia.
Menurut dia, pembangunan Jalan Lingkar Jatigede terganjal berbagai masalah di lapangan terutama terkait pembebasan sekitar 500 titik bidang lahan yang hingga saat ini belum terselesaikan.
"Jadi pPembangunan ini tidak bisa kekejar. Harus ada solusi lapangan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Solusinya akan segera dibangun, karena tinggal 500 meter lagi jalan alternatif, dan tanggung jawab BBWS dan Kementerian PU-Pera. Kita tentu akan meminta pemerintah pusat untuk segera membangunnya," kata Ahmad Heryawan, di Bandung, Selasa.
Ia menuturkan rencananya, Rabu (17/2), Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) Jatigede juga akan membahas pembangunan Jalan Lingkar Jatigede.
"Dan yang kedua ialah membahas masyarakat yang berhak tapi belum terdaftar, itu masih ada 600-an KK. Insya Allah kita jamin akan diberi uang pengganti atau pembebasan lahan jika terbukti memang berhak," kata dia.
Menurut Aher, sebenarnya Jalan Raya Sumedang-Wado tersebut masuk dalam wilayah yang akan tenggelam karena pembangunan Waduk Jatigede. "Tapi karena curah hujan tinggi akhirnya telah tergenang, seharusnya jalan itu tergenang pada April nanti," kata dia.
Sebelumnya, Ruas Jalan Raya Sumedang-Wado di Kampung Betok Munjul, Desa Sukamenak, Kecamatan Darmaraja, Senin (15/2) yang akhirnya terputus akibat terendam genangan Waduk Jatigede.
Ketinggian air di sana diperkirakan mencapai 1,2 meter dan panjang jalan yang terendam 200 meter dan karena tak bisa dilewati kendaraan, ruas Jalan Sumedang-Wado ditutup dengan pemasangan plang di daerah perbatasan antara Wado dengan Malangbong Garut serta perbatasan Cileunyi-Sumedang.
Sementara itu, Ketua Tim Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) Waduk Jatigede Denny Djuanda menuturkan terputusnya Ruas Jalan Raya Sumedang -Wado akibat luapan air Waduk Jatigede tidak terprediksi sebelumnya.
Denny menuturkan, jalur jalan yang kini terendam memang akan digenangi namun karena curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir sehingga membuat debit air naik lebih cepat.
"Lalu masalah lainnya adalah, belum selesainya pembangunan Jalan Lingkar Jatigede sebagai pengganti Jalan Raya Wado yang kini terendam. Tapi airnya kecepatan lebih duluan sekitar satu bulan dari skenario," kata dia.
Menurut dia, pembangunan Jalan Lingkar Jatigede terganjal berbagai masalah di lapangan terutama terkait pembebasan sekitar 500 titik bidang lahan yang hingga saat ini belum terselesaikan.
"Jadi pPembangunan ini tidak bisa kekejar. Harus ada solusi lapangan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016