Antarajabar.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat (Jabar) berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) untuk mengantisipasi terjadinya longsor di jalur Puncak-Cianjur.
Kepala BPBD Cianjur Asep Suparman di Cianjur, Selasa, mengatakan, ada lima titik rawan longsor di jalur Puncak sampai Cianjur, seperti di Desa Cijedil dan Cibeureum di Kecamatan Cugenang,sejumlah titik di Kecamatan Pacet dan kawasan Ciloto-Puncak.
"Jalur tersebut rawan terjadi longsor karena minimnya pohon besar dengan akar yang kuat di tebing penyangga atau pinggir jalur tersebut. Akibatnya tanah akan mudah amblas atau longsor saat diguyur hujan deras," katanya.
Sedangkan ketika musim kemarau, tutur dia, tanah menjadi retak, air mudah masuk ke sela tanah sehingga longsor sangat rawan terjadi ketika musim hujan sehingga pihaknya merasa perlu kembali menggencarkan penanaman pohon.
"Pohon yang akan ditanam diutamakan berakar tunggal yang lebih kuat mengikat tanah dibandingkan pohon yang saat ini ditanam warga di sekitar jalur penghubung utama Cianjur-Bogor. Meskipun banyak dari lahan tersebut sudah milik pribadi, tapi kami akan mengupayakan agar Dishutbun dapat mengajak warga untuk menanam pohon dengan akar yang kuat," katanya.
Bahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Cianjur untuk memperbaiki saluran irigasi yang ada di wilayah tersebut.
Karena pihaknya menilai saluran air yang ada tidak kuat menampung volume yang tinggi,sehingga air luber dan mengikis permukaan tanah, seperti longsoran yang kembali terjadi di Jalan Raya Cipanas, Desa Cibereum.
Longsoran sepanjang 7 meter yang berjarak 30 meter dari lokasi longsoran pertama, akibat air luber dari saluran, sehingga mengikis tanah dan membuat tebing setinggi 5 meter longsor serta menutup seperempat badan jalan utama penghubung antar kota Cianjur-Bogor.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan Binamarga Provinsi untuk mengantisipasi longsoran di Jalur Puncak, tapi dari kabupaten harus ada solusinya, terutama dari dinas terkait. Kami sifatnya hanya melaporkan, tindak lanjut dinas dan instansi terkait," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
Kepala BPBD Cianjur Asep Suparman di Cianjur, Selasa, mengatakan, ada lima titik rawan longsor di jalur Puncak sampai Cianjur, seperti di Desa Cijedil dan Cibeureum di Kecamatan Cugenang,sejumlah titik di Kecamatan Pacet dan kawasan Ciloto-Puncak.
"Jalur tersebut rawan terjadi longsor karena minimnya pohon besar dengan akar yang kuat di tebing penyangga atau pinggir jalur tersebut. Akibatnya tanah akan mudah amblas atau longsor saat diguyur hujan deras," katanya.
Sedangkan ketika musim kemarau, tutur dia, tanah menjadi retak, air mudah masuk ke sela tanah sehingga longsor sangat rawan terjadi ketika musim hujan sehingga pihaknya merasa perlu kembali menggencarkan penanaman pohon.
"Pohon yang akan ditanam diutamakan berakar tunggal yang lebih kuat mengikat tanah dibandingkan pohon yang saat ini ditanam warga di sekitar jalur penghubung utama Cianjur-Bogor. Meskipun banyak dari lahan tersebut sudah milik pribadi, tapi kami akan mengupayakan agar Dishutbun dapat mengajak warga untuk menanam pohon dengan akar yang kuat," katanya.
Bahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Cianjur untuk memperbaiki saluran irigasi yang ada di wilayah tersebut.
Karena pihaknya menilai saluran air yang ada tidak kuat menampung volume yang tinggi,sehingga air luber dan mengikis permukaan tanah, seperti longsoran yang kembali terjadi di Jalan Raya Cipanas, Desa Cibereum.
Longsoran sepanjang 7 meter yang berjarak 30 meter dari lokasi longsoran pertama, akibat air luber dari saluran, sehingga mengikis tanah dan membuat tebing setinggi 5 meter longsor serta menutup seperempat badan jalan utama penghubung antar kota Cianjur-Bogor.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan Binamarga Provinsi untuk mengantisipasi longsoran di Jalur Puncak, tapi dari kabupaten harus ada solusinya, terutama dari dinas terkait. Kami sifatnya hanya melaporkan, tindak lanjut dinas dan instansi terkait," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016