Antarajabar.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat mewajibkan setiap rumah memiliki kader juru pemantau jentik (jumantik) sebagai langkah pencegahan dini terhadap wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Per minggu kemarin, sesuai instruksi Bu Menkes suratnya sudah diteruskan ke setiap dinkes kabupaten/kota bahwa setiap rumah bisa bapaknya, ibunya atau anaknya. Itu harus memiliki kader jumantik. Selama ini sudah ada tapi itu yang mengelola pokja di tiap tingkat RT/RW ," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Lucyati, di Bandung, Jumat.

Ia menuturkan berhasilkan hasil analisis dinyatakan bahwa kurun waktu antara Desember 2015 hingga awal Januari 2016 adalah puncak dari wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Jadi jangan kaget kalau bulan ini (Januari) kita menemukan banyak kasus DBD dibandingkan bulan-bulan sebelumnya karena ini memang puncaknya. Tapi, biasanya pertengah menuju akhir Januari akan turun lagi," kata dia.

Menurut dia, berdasarkan data yang dimilikinya sepanjang tahun 2015 jumlah kasus DBD yang terjadi di Provinsi Jawa Barat mencapai 1.000 kasus.

"Dan data awal bulan di tahun 2016 masih kita rekap. Tapi hingga saat ini banyak kota di Jawa Barat yang melaporkan kasus DBD di wilayah meningkat seperti Kota Banjar, Kota Cimahi, Kota Bandung dan lain-lain," kata dia.

Lebih lanjut ia mengimbau agar setiap warga melakukan tindak pencegahan dini penyakit DBD yakni dengan melalukan Gerakan 3 M ( Menguras, Menutup, Mengubur) di rumahnya masing-masing.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengimbau seluruh rumah sakit umum daerah (RSUD) di setiap kabupaten/kota untuk siaga untuk mengantisipasi wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di musim penghujan ini terlebih wabah DBD telah menelan korban jiwa di Kabupaten Indramayu.

"Tentunya rumah sakit harus siaga apalagi demam berdarah meski disegerakan pertolongannya. Telat sedikit penanganannya bisa berbahaya," kata Deddy Mizwar, di Gedung Sate Bandung.

Ia mengatakan masyarakat harus waspada terhadap penyakit DBD dengan melakukan tindakan pencegahan dan deteksi dini agar tidak terjangkit penyakit tersebut.

"Ini kan penyakit musiman tapi yang jelas harus diisolir jadi kalau ada yang terkena harus buru-buru ditangangi jangan sampai ke daerah lain," kata dia.

Menurut dia, deteksi dini penyakit demam berdarah diyakini bisa mencegah penyebarannya dan menyelewatkan nyawa penderita. "Kita sudah tahu bagaimana pertolongan bersama yang terkena DBD harus ditangangi dan jangan sampai menyebar ke tempat lain," katanya. 




Pewarta: ajats

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016