Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebutkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di tujuh SMA/SMK yang dibangun tahun 2024 ini telah beroperasi dan sudah mulai dirasakan manfaatnya walau baru diresmikan.
Bey menyebut manfaat dari PLTS Atap tersebut seperti biaya listrik semakin hemat dan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siswa, khususnya dengan jurusan teknologi atau kelistrikan.
"Sangat bagus sekali manfaatnya, selain juga ini menjadi contoh pengembangan energi hijau di Jabar. Semoga akan banyak CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan yang masuk membantu," ujar Bey dalam keterangan di Bandung, Jumat.
Bey menerangkan bahwa potensi energi terbarukan di Jabar sangat besar mencapai 152 Gigawatt, namun masih belum maksimal untuk dimanfaatkan.
Kepala Dinas ESDM Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan bahwa PLTS Atap di tujuh sekolah dibiayai dengan APBD Jabar senilai Rp5 miliar.
"Ini sebagai stimulan atau contoh, ke depan skema pembiayaan akan diperluas," ujarnya.
Salah satunya melalui pembiayaan perbankan atau sumbangan, seperti saat ini Kedutaan Besar Inggris di Indonesia sudah melakukan pra studi kelayakan (pre FS) terhadap 172 sekolah untuk pembangunan PLTS Atap di Jabar.
Sementara itu, Deputi Kepala Bank Indonesia Jabar Muslimin Anwar menambahkan BI terus mendorong perbankan untuk melakukan pembiayaan pada proyek pembangunan energi hijau, termasuk di Jabar.
Namun diakuinya pembiayaan energi hijau memang masih kecil karena tergolong berisiko tinggi. Namun dengan berbagai program dan insentif diharapkan pembiayaan energi hijau akan meningkat.
"Tantangan bagaimana kita menjelaskan kepada investor dan perbankan. Itulah pentingnya ada forum energi daerah, agar diketahui jalan keluarnya, serta potensi daerahnya mana saja yang dapat dieksekusi segera," ujarnya.
Setidaknya, kata Muslimin, muncul kepedulian dari masyarakat energi, investor dan perbankan untuk bersama meningkatkan pembangunan energi hijau di Jabar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024