Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih mendapat permintaan air bersih dari warga di sejumlah wilayah yang masih terdampak kekeringan meski sejak beberapa pekan terakhir hujan turun di sebagian besar Cianjur.
Kepala Markas PMI Cianjur Ajang Fajar Aciana di Cianjur, Rabu, mengatakan permintaan pasokan air bersih yang sudah dilayani selama beberapa hari terakhir, seperti di Kecamatan Haurwangi, Sukaluyu, dan Cibeber.
Baca juga: Pemkab Cianjur instruksikan Perumdam dan PMI tetap distribusikan air bersih
"Hari ini Rabu, kami masih mendapat permintaan pasokan air bersih untuk warga di Kecamatan Cibeber, di mana tangki air milik PMI menyuplai 10 ribu liter air untuk warga yang membutuhkan, meski sudah masuk musim penghujan," katanya.
Dia menjelaskan layanan air bersih untuk warga akan terus diberikan selama ada permintaan sesuai dengan perintah Plt Bupati Cianjur Tb Mulyana Syachrudin beberapa waktu lalu agar tangki air PMI dan Perumdam Cianjur tetap memberikan layanan.
Tercatat selama musim kemarau melanda Cianjur, pihaknya telah mendistribusikan air bersih kepada enam kecamatan terdampak dengan jumlah total air yang disalurkan sekitar 65 ribu liter untuk kebutuhan sekitar 1.200 jiwa.
"Meski sudah masuk musim penghujan masih ada wilayah yang mengalami kekeringan, selama masih ada permintaan kami akan terus memberikan pelayan berkoordinasi dengan Perumdam dan BPBD Cianjur," katanya.
Kepala Desa Cirumput Beni Irawan mengatakan setiap peralihan musim dari kemarau ke hujan sekitar 700 kepala keluarga di wilayah tersebut kesulitan mendapatkan air bersih, sehingga pihaknya terpaksa meminta pasokan dari PMI dan Perumdam Cianjur.
"Meski tidak seluruh desa mengalami kekeringan karena dekat dengan sumber mata air tua yang selama ini menjadi suplai utama air Perumdam, ada beberapa ke RW-an yang sulit mendapatkan air bersih, sehingga kami meminta pasokan ke tangki air PMI dan Perumdam," katanya.
Selama ini, pihaknya berharap, ada bantuan sumur bor dari pemerintah daerah guna mengatasi kesulitan air warga, terutama saat musim kemarau, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban karena diketahui pembuatan sumur bor cukup mahal dan harus dalam.
"Harapan kami tahun depan dapat dibangun sumur bor di sejumlah titik karena butuh biaya yang cukup besar dan tidak bisa dari dana desa. Untuk satu titik baru dapat air di kedalaman sekitar 60 meter, biayanya sudah pasti mahal," katanya.
Baca juga: PMI Cianjur salurkan 10 ribu liter air bersih untuk dua kecamatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala Markas PMI Cianjur Ajang Fajar Aciana di Cianjur, Rabu, mengatakan permintaan pasokan air bersih yang sudah dilayani selama beberapa hari terakhir, seperti di Kecamatan Haurwangi, Sukaluyu, dan Cibeber.
Baca juga: Pemkab Cianjur instruksikan Perumdam dan PMI tetap distribusikan air bersih
"Hari ini Rabu, kami masih mendapat permintaan pasokan air bersih untuk warga di Kecamatan Cibeber, di mana tangki air milik PMI menyuplai 10 ribu liter air untuk warga yang membutuhkan, meski sudah masuk musim penghujan," katanya.
Dia menjelaskan layanan air bersih untuk warga akan terus diberikan selama ada permintaan sesuai dengan perintah Plt Bupati Cianjur Tb Mulyana Syachrudin beberapa waktu lalu agar tangki air PMI dan Perumdam Cianjur tetap memberikan layanan.
Tercatat selama musim kemarau melanda Cianjur, pihaknya telah mendistribusikan air bersih kepada enam kecamatan terdampak dengan jumlah total air yang disalurkan sekitar 65 ribu liter untuk kebutuhan sekitar 1.200 jiwa.
"Meski sudah masuk musim penghujan masih ada wilayah yang mengalami kekeringan, selama masih ada permintaan kami akan terus memberikan pelayan berkoordinasi dengan Perumdam dan BPBD Cianjur," katanya.
Kepala Desa Cirumput Beni Irawan mengatakan setiap peralihan musim dari kemarau ke hujan sekitar 700 kepala keluarga di wilayah tersebut kesulitan mendapatkan air bersih, sehingga pihaknya terpaksa meminta pasokan dari PMI dan Perumdam Cianjur.
"Meski tidak seluruh desa mengalami kekeringan karena dekat dengan sumber mata air tua yang selama ini menjadi suplai utama air Perumdam, ada beberapa ke RW-an yang sulit mendapatkan air bersih, sehingga kami meminta pasokan ke tangki air PMI dan Perumdam," katanya.
Selama ini, pihaknya berharap, ada bantuan sumur bor dari pemerintah daerah guna mengatasi kesulitan air warga, terutama saat musim kemarau, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban karena diketahui pembuatan sumur bor cukup mahal dan harus dalam.
"Harapan kami tahun depan dapat dibangun sumur bor di sejumlah titik karena butuh biaya yang cukup besar dan tidak bisa dari dana desa. Untuk satu titik baru dapat air di kedalaman sekitar 60 meter, biayanya sudah pasti mahal," katanya.
Baca juga: PMI Cianjur salurkan 10 ribu liter air bersih untuk dua kecamatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024