Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat memperkuat komitmennya dalam pengelolaan sanitasi berkelanjutan melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk memperbaiki sistem penanganan air limbah domestik di daerah tersebut.
“Kami pada Selasa (5/11) kemarin sudah menggelar lokakarya bersama pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai pengelolaan sanitasi yang lebih baik,” kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Iing Daiman saat dikonfirmasi di Cirebon, Rabu.
Ia menjelaskan Pemkot Cirebon telah mendapat dukungan teknis dari program Sanitation Infrastructure and Institutional Support Program (SIIP) oleh Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (KIAT), yang bertujuan mempercepat peningkatan infrastruktur sanitasi di kotanya.
Menurut dia, pertumbuhan populasi dan urbanisasi di Kota Cirebon sangat berdampak pada kualitas lingkungan serta sanitasi, sehingga diperlukan strategi pengelolaan yang menyeluruh untuk menanganinya.
“Dukungan lintas sektor, mulai dari kerangka perencanaan hingga identifikasi pembiayaan sangat diperlukan agar pengelolaan sanitasi bisa berjalan efisien dan berkelanjutan,” ujarnya.
Iing mengungkapkan akses sanitasi aman di Kota Cirebon saat ini mencapai 17,40 persen berkat kontribusi dari Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPALD-T) yang terdiri atas empat unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.
Ia menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun ini, didukung dengan anggaran serta peningkatan kapasitas pengelola.
“Pemeliharaan oleh masyarakat harus didorong, termasuk optimalisasi infrastruktur yang ada dan partisipasi aktif warga,” tuturnya.
Sebagai regulator, Pemkot Cirebon memiliki tanggung jawab dalam pengawasan pengelolaan sanitasi dan melalui kolaborasi ini pihaknya dapat mengidentifikasi sumber dukungan pembiayaan yang konkret dan aplikatif untuk menunjang program tersebut.
“Kami juga mendorong penggunaan inovasi dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sanitasi. Dengan dedikasi bersama, saya optimistis Cirebon bisa menjadi contoh bagi kota lain dalam pengelolaan air limbah domestik yang berkelanjutan,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
“Kami pada Selasa (5/11) kemarin sudah menggelar lokakarya bersama pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai pengelolaan sanitasi yang lebih baik,” kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Iing Daiman saat dikonfirmasi di Cirebon, Rabu.
Ia menjelaskan Pemkot Cirebon telah mendapat dukungan teknis dari program Sanitation Infrastructure and Institutional Support Program (SIIP) oleh Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (KIAT), yang bertujuan mempercepat peningkatan infrastruktur sanitasi di kotanya.
Menurut dia, pertumbuhan populasi dan urbanisasi di Kota Cirebon sangat berdampak pada kualitas lingkungan serta sanitasi, sehingga diperlukan strategi pengelolaan yang menyeluruh untuk menanganinya.
“Dukungan lintas sektor, mulai dari kerangka perencanaan hingga identifikasi pembiayaan sangat diperlukan agar pengelolaan sanitasi bisa berjalan efisien dan berkelanjutan,” ujarnya.
Iing mengungkapkan akses sanitasi aman di Kota Cirebon saat ini mencapai 17,40 persen berkat kontribusi dari Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPALD-T) yang terdiri atas empat unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.
Ia menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun ini, didukung dengan anggaran serta peningkatan kapasitas pengelola.
“Pemeliharaan oleh masyarakat harus didorong, termasuk optimalisasi infrastruktur yang ada dan partisipasi aktif warga,” tuturnya.
Sebagai regulator, Pemkot Cirebon memiliki tanggung jawab dalam pengawasan pengelolaan sanitasi dan melalui kolaborasi ini pihaknya dapat mengidentifikasi sumber dukungan pembiayaan yang konkret dan aplikatif untuk menunjang program tersebut.
“Kami juga mendorong penggunaan inovasi dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sanitasi. Dengan dedikasi bersama, saya optimistis Cirebon bisa menjadi contoh bagi kota lain dalam pengelolaan air limbah domestik yang berkelanjutan,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024