Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi.
IHSG ditutup melemah 21,88 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.694,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,91 poin atau 0,41 persen ke posisi 943,25.
“Bursa regional Asia cenderung mixed (variatif), tampaknya pasar merespons kebijakan bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC ) yang menyuntikkan total 700 miliar Yuan China ke lembaga keuangan melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) satu tahun pada tanggal 25 Oktober, sambil mempertahankan suku bunga pada 2,0 persen," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Keputusan tersebut sebagai lanjutan bank sentral China untuk meningkatkan upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang melemah, dengan memberikan langkah-langkah dukungan besar-besaran sejak pandemi COVID-19.
Pelaku pasar juga fokus perhatian ke Jepang, yang mana inflasi Oktober 2024 sebesar 1,80 persen year on year (yoy) atau menurun dari bulan sebelumnya sebesar 2,20 persen (yoy).
Gubernur Bank Of Japan (BOJ) Kazuo Ueda menyebut akan terus menaikkan suku bunga apabila inflasi tetap pada jalur yang stabil untuk mencapai 2 persen seperti yang diproyeksikan, namun, menekankan akan meluangkan banyak waktu untuk mengukur ketidakpastian ekonomi global mempengaruhi pemulihan Jepang yang rapuh.
Sementara itu, berdasarkan survei ekonom menunjukkan BOJ tidak akan menaikkan suku bunga tahun ini, dengan sebagian besar memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan Maret tahun depan.
Dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2025 -2029 akan stagnan di 5,1 persen, sedangkan target dari APBN 2025 pertumbuhan ekonomi 5,2 persen.
Sementara, Presiden Prabowo memiliki target pertumbuhan yang ambisius sebesar 8 persen pada masa pemerintahannya, yang mendorong formula strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonominya di saat potensi risiko global semakin ketidakpastian.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua atau sebelas sektor melemah yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 1,50 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor barang konsumen primer yang turun masing- masing sebesar 1,09 persen dan 0,83 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BNLI, PTPS, IOTF, KLIN dan JMAS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni AKSI, FOLK, MANG, AYLS dan DEWA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.178.125 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,81 miliar lembar saham senilai Rp9,33 triliun. Sebanyak 223 saham naik 358 saham menurun, dan 208 tidak bergerak nilainya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor teknologi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
IHSG ditutup melemah 21,88 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.694,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,91 poin atau 0,41 persen ke posisi 943,25.
“Bursa regional Asia cenderung mixed (variatif), tampaknya pasar merespons kebijakan bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC ) yang menyuntikkan total 700 miliar Yuan China ke lembaga keuangan melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) satu tahun pada tanggal 25 Oktober, sambil mempertahankan suku bunga pada 2,0 persen," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Keputusan tersebut sebagai lanjutan bank sentral China untuk meningkatkan upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang melemah, dengan memberikan langkah-langkah dukungan besar-besaran sejak pandemi COVID-19.
Pelaku pasar juga fokus perhatian ke Jepang, yang mana inflasi Oktober 2024 sebesar 1,80 persen year on year (yoy) atau menurun dari bulan sebelumnya sebesar 2,20 persen (yoy).
Gubernur Bank Of Japan (BOJ) Kazuo Ueda menyebut akan terus menaikkan suku bunga apabila inflasi tetap pada jalur yang stabil untuk mencapai 2 persen seperti yang diproyeksikan, namun, menekankan akan meluangkan banyak waktu untuk mengukur ketidakpastian ekonomi global mempengaruhi pemulihan Jepang yang rapuh.
Sementara itu, berdasarkan survei ekonom menunjukkan BOJ tidak akan menaikkan suku bunga tahun ini, dengan sebagian besar memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan Maret tahun depan.
Dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2025 -2029 akan stagnan di 5,1 persen, sedangkan target dari APBN 2025 pertumbuhan ekonomi 5,2 persen.
Sementara, Presiden Prabowo memiliki target pertumbuhan yang ambisius sebesar 8 persen pada masa pemerintahannya, yang mendorong formula strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonominya di saat potensi risiko global semakin ketidakpastian.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua atau sebelas sektor melemah yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 1,50 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor barang konsumen primer yang turun masing- masing sebesar 1,09 persen dan 0,83 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BNLI, PTPS, IOTF, KLIN dan JMAS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni AKSI, FOLK, MANG, AYLS dan DEWA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.178.125 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,81 miliar lembar saham senilai Rp9,33 triliun. Sebanyak 223 saham naik 358 saham menurun, dan 208 tidak bergerak nilainya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor teknologi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024