Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras serangan bom berdaya ledak tinggi oleh Israel ke tenda-tenda pengungsian warga di area rumah sakit di Deir al-Balah, Gaza, pada 14 Oktober 2024.

Melalui keterangan pers MUI yang diperoleh ANTARA pada Selasa malam (22/10), Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan kutukan kerasnya dan menyebut aksi pembantaian dan barbarisme Israel itu sebagai tindakan tidak bermoral.

"Serangan ini bukti kebejatan moral dan rusaknya akal dan mental pasukan dan pemerintah Israel," katanya, sembari menyarankan umat Islam untuk solid mendukung perjuangan Bangsa Palestina.

MUI menyebutkan bahwa rekaman video yang viral di media sosial memperlihatkan bom meluluh-lantakkan kawasan yang dianggap aman di Deir al-Balah tersebut dan bahkan membakar hidup-hidup sejumlah warga yang masih terjebak di dalam tenda.

Dijelaskan bahwa laporan media Palestina menyebut serangan tersebut menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 70 lainnya.

"Ini merupakan kebiadaban teranyar setelah genosida Israel atas Gaza genap memasuki usia satu tahun per 7 Oktober 2024, menewaskan hampir 50.000 orang, di mana sebagian besarnya adalah anak-anak dan kaum perempuan," kata Sudarnoto.

Kecaman serupa datang dari Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis.

Menurut Cholil, kebiadaban Israel, termasuk serangan terhadap Lebanon, perlu disikapi dengan kekompakan Muslimin dari semua kalangan untuk memboikot semua brand produk perusahaan multinasional yang memiliki keterkaitan dengan perekonomian rezim Zionis.

"Yang terbaik umat Islam bahu-membahu membantu warga di Gaza dan juga Lebanon, baik melalui doa maupun tindakan nyata seperti boikot produk pro Israel," katanya.

Sebelumnya pada November 2023, MUI mengeluarkan fatwa "Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina". Dalam fatwa tersebut, MUI merekomendasikan umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme.
Menurut Dosen Politik Internasional dari Universitas Padjajaran Dina Y. Sulaiman, seperti dikutip MUI dalam rilis tersebut, berbagai upaya diplomasi global, termasuk dari Indonesia, dalam menghentikan barbarisme Israel di Gaza dan Lebanon selalu tertahan lantaran dukungan konstan negara-negara adikuasa terhadap Israel.

Oleh karena itu, dia mengatakan sejumlah pihak kini melirik boikot sebagai pilihan tepat untuk mengekang kebiadaban Israel di Timur Tengah.

Di Indonesia, boikot juga menyasar sejumlah produk lokal yang diketahui memiliki keterkaitan dengan perekonomian Israel.

Produk yang ikut terkena sasaran boikot sejauh ini adalah brand air kemasan lokal, AQUA. Ini karena mayoritas saham perusahaan tersebut dikuasai oleh perusahaan Prancis, Danone, yang diketahui masih aktif berbisnis di sektor makanan dan minuman di Israel di tengah genosida rezim Zionis atas Gaza.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (22/10) memperingatkan hambatan oleh Israel dalam mencegah bantuan kemanusiaan penting di Jalur Gaza akan mengakibatkan banyaknya kematian.

Menanggapi pertanyaan Anadolu soal hambatan bantuan dan serangan personel PBB mengisyaratkan kemungkinan pola tertentu, Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan: "Semua ini -- penundaan dalam pengangkatan puing-puing, penundaan dalam pengiriman makanan dan air kepada orang-orang yang kelaparan -- dapat mengakibatkan kematian, dan itu harus dihentikan."

Menekankan bahwa prioritas utama PBB adalah mencegah pelanggaran lebih lanjut terhadap hukum kemanusiaan internasional, ia menegaskan bahwa pelanggaran itu harus dihentikan.

Haq tidak berspekulasi apakah hambatan dan serangan Israel membentuk suatu "pola," tetapi mengatakan bahwa PBB "fokus menyelesaikan tugas, dan kami ingin menghilangkan hambatan yang menghalangi kami untuk menjalankan tugas penting dengan tujuan menyelamatkan nyawa manusia."

Dia menyebutkan bahwa Dewan Keamanan telah diberitahu, begitu juga dengan negara-negara yang berkontribusi dalam pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, serta media, tentang hambatan Israel tersebut, dan mengungkapkan keprihatinannya.

Mengutip peringatan dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Haq menekankan "orang-orang yang menderita di bawah pengepungan Israel yang sedang berlangsung di wilayah utara Gaza dengan cepat kehabisan semua sumber daya yang tersedia untuk bertahan hidup."
Dia juga menegaskan pentingnya memberikan akses bantuan demi kelangsungan hidup mereka dan menyerukan perlindungan bagi warga sipil.

"Otoritas Israel terus menolak permintaan OCHA untuk membantu menyelamatkan warga sipil yang terperangkap di bawah puing-puing. Kami masih menunggu izin untuk membantu puluhan orang yang terjebak di bawah reruntuhan rumah mereka di daerah Fallujah, Jabalia," tambahnya.

Haq mengatakan bahwa blokade komunikasi di utara Gaza membuat sulit untuk memperoleh informasi.

Mengenai Lebanon, Haq mengutuk serangan yang meningkat terhadap warga dan infrastruktur sipil, serta mengingatkan semua pihak akan kewajiban mereka sesuai hukum internasional.

Dia menekankan bahwa melindungi personel dan fasilitas PBB adalah tanggung jawab, seraya menambahkan bahwa meskipun kondisi sulit, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) tetap melaksanakan tugas mereka.

Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MUI sangat mengutuk serangan Israel ke Deir al-Balah, Jalur Gaza

Pewarta: Katriana

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024