Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menggencarkan program penerapan inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi hortikultura serta menjaga stabilitas harga komoditas tersebut di pasaran.
Kepala DKPP Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Jumat, mengatakan, hortikultura termasuk dalam komoditas volatile food yang harga pasarnya sering berfluktuasi.
“Volatilitas harga komoditas hortikultura berisiko terhadap inflasi dan menjadi tantangan tersendiri bagi petani serta pemerintah,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, DKPP Kuningan sering memberikan pelatihan kepada petani agar mengadopsi teknologi pertanian modern seperti irigasi tetes untuk efisiensi air, penggunaan alat sensor tanah guna pemantauan nutrisi, serta menerapkan sistem hidroponik.
Menurut dia, inovasi semacam ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu petani menjaga kualitas produk hortikultura agar dapat bersaing di pasar domestik dan ekspor.
Selain itu, Wahyu menyoroti pentingnya pengelolaan lingkungan yang baik seperti faktor iklim, tanah dan air, guna memastikan pertumbuhan optimal terhadap tanaman hortikultura di Kabupaten Kuningan.
“Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa menghasilkan produk hortikultura berkualitas tinggi yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” tuturnya.
Sebagai upaya mendukung pengembangan hortikultura, DKPP Kuningan juga terlibat dalam pembentukan demplot yang berfungsi sebagai lokasi uji coba teknologi budi daya baru.
Wahyu menyampaikan pembentukan demplot ini berfungsi sebagai lokasi percontohan untuk menunjukkan keberhasilan pengembangan spesies atau varietas tertentu, dengan menerapkan pengembangan bioprospeksi.
Dia menambahkan pihaknya sudah melaksanakan pelatihan teknis implementasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria C71, yang merupakan bagian dari upaya pengembangan bioprospeksi di Kabupaten Kuningan.
“PGPR C71 yang sebelumnya berhasil diidentifikasi sebagai mikroba Lysinibacillus fusiformis (C71) dari Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) telah diuji sejak 2018 di Desa Bandorasa Kulon, Kuningan,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024