Dua bangunan sekolah dasar di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang rusak akibat guncangan gempa bumi mulai dibangun kembali dengan konsep pembangunan berstandar tahan gempa yang memiliki risiko kecil apabila terjadi guncangan.
"Alhamdulillah ini dengan kehadiran Yayasan Bakti Barito yang memberikan bantuan untuk pembangunan fisik sekolah itu di dua lokasi (SDN) Barusari 3, dan Barusari 4, alhamdulillah sekarang ini rencana mau dibangun," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh saat meninjau tahapan awal pembangunan sekolah terdampak gempa SDN 3 Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Garut, Jumat.
Ia menuturkan dua SD Negeri 3 dan 4 Barusari di Kecamatan Pasirwangi cukup terdampak berat akibat guncangan gempa bumi berkekuatan Magnitudi 5.0 yang berpusat di Bandung menyebabkan retakan pada dinding, dan kerusakan pada atap bangunan.
Kerusakan bangunan sekolah itu, kata dia, menjadi perhatian pemerintah untuk segera melakukan tahapan perbaikan, dan saat ini pemerintah daerah mendapatkan bantuan dari Yayasan Bakti Barito dengan Star Energy Geothermal dan Barito Renewables yang ditargetkan pelaksanaan pembangunan selesai selama dua bulan ke depan.
"Insya Allah kalau dari ekspos kemarin ini menggunakan bangunan tahan gempa sistemnya 'knock down' mudah-mudahan ini dibangun dengan cepat, pembangunan dua bulan, dua sekolah," katanya.
Ia menjelaskan, bangunan tahan gempa itu akan dibangun oleh orang ahli yang disiapkan oleh pihak Yayasan Barito sebagai pemberi bantuan, sehingga dipastikan keberadaan bangunan sekolah nanti aman dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
Pemkab Garut, kata dia, hanya menyediakan lahan untuk pembangunan sekolah tersebut, selebihnya semua tahapan pembongkaran dilakukan secara swadaya masyarakat, setelah bangunan selesai dibongkar selanjutnya akan dimulai pembangunan sekolah.
"Masyarakat diminta untuk melakukan pembongkaran secara swadaya karena pihak Yayasan Bakti Barito menginginkan tanah yang siap bangun, kami pak camat forkopimcam bersama-sama termasuk Disdik juga melakukan pembentukan panitia untuk mendukung Yayasan Bakti Barito ini," katanya.
Ia menambahkan, guncangan gempa bumi tersebut berdasarkan pengecekan di lapangan terdapat 19 bangunan sekolah di Kecamatan Pasirwangi, namun yang cukup parah dan membutuhkan perhatian karena kondisi bangunannya berbahaya yakni SDN 3 dan 4 Barusari.
Terkait sekolah lainnya, kata dia, juga sedang pembahasan oleh pemerintah daerah untuk segera diperbaiki, sehingga siswa maupun guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan tenang.
"Tercatat itu 19 (sekolah) tapi ternyata hasil analisa itu yang rusak berat ini hanya ini dua lokasi ini yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dan mendapat perhatian dari donatur yaitu dari Yayasan Bakti Barito," katanya.
Kepala Sekolah SDN 3 Barusari, Nenden Komariah menyampaikan terima kasih pihak yang sudah memberikan bantuan pembangunan sekolah lebih baik dan aman untuk kegiatan belajar mengajar nanti.
Ia menjelaskan, guncangan gempa telah menyebabkan bangunan ruang belajar SDN 3 Barusari rusak seperti retak-retak dan atap bangunan yang membahayakan untuk siswa saat melaksanakan kegiatan belajar.
"Ya, alhamdulillah saya merasa bangga karena bangunan ini dibangun yang semula rusak," katanya.
Ia menyebutkan siswa yang belajar di SDN 3 Barusari sebanyak 144 orang, sejak bangunan sekolah rusak akibat gempa kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke madarasah secara bergantian pagi dan siang.
Bangunan sekolah tersebut, kata dia, ada empat ruang kelas yang sama sekali tidak bisa digunakan, sisanya dua kelas masih bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar dengan tetap selalu waspada.
Ia berharap pembangunan ruang kelas baru dan perbaikan pada bangunan kelas lainnya itu nantinya dapat memberikan ketenangan dan nyaman bagi guru maupun siswa saat belajar di kelas.
"Ya, lebih nyaman untuk siswa guru dan lingkungan sekolah ini, nyaman untuk kegiatan belajar mengajar dan lebih efektif," katanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu menambahkan, program bantuan pembangunan dua sekolah yang terdampak gempa bumi di Kecamatan Pasirwangi itu sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan yang dilakukan secara kolaborasi yakni Yayasan Bakti Barito, Yayasan KitaBisa, dan Yayasan Happy Hearts.
Ia menyampaikan, kegiatan kolaboratif itu bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah agar kegiatan belajar mengajar aman bagi 220 siswa di dua sekolah yang ditargetkan selesai di akhir tahun dengan ruang belajar yang aman, sehingga dapat membangun ketahanan masyarakat dalam jangka panjang.
"Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh. Membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut," katanya.***3***
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sekolah rusak dampak gempa Garut mulai dibangun berstandar tahan gempa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Alhamdulillah ini dengan kehadiran Yayasan Bakti Barito yang memberikan bantuan untuk pembangunan fisik sekolah itu di dua lokasi (SDN) Barusari 3, dan Barusari 4, alhamdulillah sekarang ini rencana mau dibangun," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh saat meninjau tahapan awal pembangunan sekolah terdampak gempa SDN 3 Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Garut, Jumat.
Ia menuturkan dua SD Negeri 3 dan 4 Barusari di Kecamatan Pasirwangi cukup terdampak berat akibat guncangan gempa bumi berkekuatan Magnitudi 5.0 yang berpusat di Bandung menyebabkan retakan pada dinding, dan kerusakan pada atap bangunan.
Kerusakan bangunan sekolah itu, kata dia, menjadi perhatian pemerintah untuk segera melakukan tahapan perbaikan, dan saat ini pemerintah daerah mendapatkan bantuan dari Yayasan Bakti Barito dengan Star Energy Geothermal dan Barito Renewables yang ditargetkan pelaksanaan pembangunan selesai selama dua bulan ke depan.
"Insya Allah kalau dari ekspos kemarin ini menggunakan bangunan tahan gempa sistemnya 'knock down' mudah-mudahan ini dibangun dengan cepat, pembangunan dua bulan, dua sekolah," katanya.
Ia menjelaskan, bangunan tahan gempa itu akan dibangun oleh orang ahli yang disiapkan oleh pihak Yayasan Barito sebagai pemberi bantuan, sehingga dipastikan keberadaan bangunan sekolah nanti aman dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
Pemkab Garut, kata dia, hanya menyediakan lahan untuk pembangunan sekolah tersebut, selebihnya semua tahapan pembongkaran dilakukan secara swadaya masyarakat, setelah bangunan selesai dibongkar selanjutnya akan dimulai pembangunan sekolah.
"Masyarakat diminta untuk melakukan pembongkaran secara swadaya karena pihak Yayasan Bakti Barito menginginkan tanah yang siap bangun, kami pak camat forkopimcam bersama-sama termasuk Disdik juga melakukan pembentukan panitia untuk mendukung Yayasan Bakti Barito ini," katanya.
Ia menambahkan, guncangan gempa bumi tersebut berdasarkan pengecekan di lapangan terdapat 19 bangunan sekolah di Kecamatan Pasirwangi, namun yang cukup parah dan membutuhkan perhatian karena kondisi bangunannya berbahaya yakni SDN 3 dan 4 Barusari.
Terkait sekolah lainnya, kata dia, juga sedang pembahasan oleh pemerintah daerah untuk segera diperbaiki, sehingga siswa maupun guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan tenang.
"Tercatat itu 19 (sekolah) tapi ternyata hasil analisa itu yang rusak berat ini hanya ini dua lokasi ini yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dan mendapat perhatian dari donatur yaitu dari Yayasan Bakti Barito," katanya.
Kepala Sekolah SDN 3 Barusari, Nenden Komariah menyampaikan terima kasih pihak yang sudah memberikan bantuan pembangunan sekolah lebih baik dan aman untuk kegiatan belajar mengajar nanti.
Ia menjelaskan, guncangan gempa telah menyebabkan bangunan ruang belajar SDN 3 Barusari rusak seperti retak-retak dan atap bangunan yang membahayakan untuk siswa saat melaksanakan kegiatan belajar.
"Ya, alhamdulillah saya merasa bangga karena bangunan ini dibangun yang semula rusak," katanya.
Ia menyebutkan siswa yang belajar di SDN 3 Barusari sebanyak 144 orang, sejak bangunan sekolah rusak akibat gempa kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke madarasah secara bergantian pagi dan siang.
Bangunan sekolah tersebut, kata dia, ada empat ruang kelas yang sama sekali tidak bisa digunakan, sisanya dua kelas masih bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar dengan tetap selalu waspada.
Ia berharap pembangunan ruang kelas baru dan perbaikan pada bangunan kelas lainnya itu nantinya dapat memberikan ketenangan dan nyaman bagi guru maupun siswa saat belajar di kelas.
"Ya, lebih nyaman untuk siswa guru dan lingkungan sekolah ini, nyaman untuk kegiatan belajar mengajar dan lebih efektif," katanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu menambahkan, program bantuan pembangunan dua sekolah yang terdampak gempa bumi di Kecamatan Pasirwangi itu sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan yang dilakukan secara kolaborasi yakni Yayasan Bakti Barito, Yayasan KitaBisa, dan Yayasan Happy Hearts.
Ia menyampaikan, kegiatan kolaboratif itu bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah agar kegiatan belajar mengajar aman bagi 220 siswa di dua sekolah yang ditargetkan selesai di akhir tahun dengan ruang belajar yang aman, sehingga dapat membangun ketahanan masyarakat dalam jangka panjang.
"Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh. Membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut," katanya.***3***
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sekolah rusak dampak gempa Garut mulai dibangun berstandar tahan gempa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024