Antarajabar.com – Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib sekolah dasar di Australia selain  bahasa wajib Bahasa Inggris salah satunya di Newport Lakes Primary School (NLPS), kata  Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2013, Cepri Maulana di Bandung, Kamis.

"Pada Juli hingga Agustus kemarin saya berkesempatan menjadi guru penutur Bahasa Indonesia di NPLS, ternyata di sana bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib," kata  Cepri pada babak Penyisihan 100 Besar Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2015 di Hotel Santika Kota Bandung.

Cepri Maulana yang juga  mahasiswa semester 7 di Universitas Pendidikan Indonesia menyatakan  rasa penasarannya membuat dirinya menelisik  pihak sekolah yang bersangkutan terkait keistimewaan bahasa Indonesia sehingga dimasukan ke kurikulum.

"Mereka menyadari Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dan berpotensi menjadi negara kuat serta berpengaruh di masa yang akan datang," kata dia menirukan perkataan pihak NPLS.

Selain itu, menurut Cepri, Bahasa Indonesia memiliki keunggulan lebih mudah dipelajari ketimbang Bahasa populer di dunia seperti Inggris, Prancis atau Jerman.

"Apa yang ditulis sama dengan yang diucapkan, dalam bahasa Indonesia juga tidak dikenal strata sehingga satu kata bisa digunakan pada setiap momen dan pada semua orang, tidak ada tenses yang rumit seperti bahasa Inggris," kata mahasiswa jurusan bahasa Inggris itu.

Ia berkesempata mengajar bahasa di Australia dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan pihak UPI bekerjasama dengan Newport Lakes Primary School (NLPS) dan Balai Bahasa dan Budaya Indonesia Vicrotia/Tasmania (BBBIVT).

"Peserta melewati beberapa tahap seleksi dan saya waktu itu lolos, program ini membuat saya semakin bangga berbahasa Indonesi," katanya. 

Ia  menyayangkan penggunaan Bahasa Indonesia yang kerap dianggap kurang "gaul" ketimbang bahasa Inggris di kalangan anak muda Indonesia, terutama pada media sosial.

"Bila melihat fenomena saat ini, Bahasa Inggris memang kerap dianggap lebih bergengsi. Barang harganya bisa lebih mahal yang berbahasa Inggris meskipun rasanya sama," katanya.

Menurut dia hal itu salah satunya disebabkan oleh minimnya orang yang menyadari kaidah berbahasa Indonesia yang benar, terutama di kalangan generasi muda.

"Para alumni Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat berupaya menyikapi ini dengan melancarkan sejumlah program kerja seperti kunjungan ke sekolah-sekolah mengenalkan duta bahasa dan perannya, hingga berkeliling di Car Free Day untuk memperkenalkan kosa kata-kosa kata Indonesia yang jarang dikehatahui publik," katanya menambahkan.

Pewarta: Nur Khansa

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015