Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mengukuhkan 721 Praja Pratama Angkatan XXXV/2024 dari berbagai daerah Indonesia yang sudah melewati tahapan seleksi secara ketat dan dinyatakan siap mengikuti pendidikan di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
"Mereka akan dibentuk menjadi calon aparatur sipil negara yang memiliki karakter 'investment of human skills', mental 'investment' dan 'managerial skills', sehingga nantinya siap untuk ditempatkan, baik di pemerintah pusat maupun daerah," kata Rektor IPDN Hadi Prabowo saat upacara Pengukuhan Praja Pratama IPDN Angkatan XXXV Tahun 2024 di Lapangan Parade Abdi Praja IPDN Jatinangor di Sumedang, Kamis.
Ia dalam upacara itu membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri yang menyatakan Praja Pratama yang baru dikukuhkan terdiri atas 505 praja putra dan 216 praja putri merupakan praja terbaik hasil dari seleksi pendaftar 33.653 orang.
Seleksi menjadi praja IPDN itu, katanya, melewati berbagai tahapan yang ketat, transparan, akuntabel, dan humanis, serta dilakukan secara modern dan efisien untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Penyelenggaraan pemerintahan tahapan seleksi calon praja yang lebih modern, efisien agar dapat menghasilkan sumber daya manusia cerdas, sehat jasmani dan rohani," katanya.
Sebelum mereka dilakukan pengukuhan, katanya, telah melewati masa pengenalan lingkungan kampus dan pendidikan dasar mental sebagai langkah awal memahami kehidupan kampus dan pembentukan mental, sikap, dan pribadi sebagai praja IPDN.
Ia menegaskan pelaksanaan pendidikan di kampus IPDN dipastikan tidak ada tindakan kekerasan fisik dan ditekankan tidak melakukan perbuatan melanggar norma-norma, sedangkan jika ada yang melanggar maka akan ada sanksi tegas.
"Menghindari kekerasan dalam bentuk apapun, baik di dalam kampus, baik ketika di luar kampus. Hentikan segala bentuk tindak kekerasan di kampus IPDN," katanya.
Salah seorang praja asal Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Cresentia Theresa Aprilia Claudia Sangur (20), mengaku bangga bisa lolos menjadi praja dan menjalani pendidikan di IPDN.
Ia pada tahun sebelumnya pernah mendaftar untuk seleksi masuk IPDN, namun tidak lolos, kemudian mencoba lagi dengan mempersiapkan diri belajar sungguh-sungguh, mental, fisik dan lainnya yang akhirnya lolos.
"Saya pernah gagal, tapi saya tidak putus asa, saya kembali mencoba dengan mempersiapkan mental, fisik, akhirnya saya lolos sampai saya ada di sini," katanya.
Ia mengungkapkan perjuangannya itu tidak mudah, dengan kondisi ekonomi yang kurang memadai, namun dengan semangat dan dukungan dari orang tua dan saudara akhirnya bisa berangkat mengikuti tahapan seleksi akhir sampai diputuskan lolos.
Namun, pada momentum bahagia pengukuhan ini, Cresentia mengaku sedih karena orang tuanya tidak bisa hadir, berbeda dengan praja lainnya. Meski begitu, dirinya tetap bangga dan akan menunjukkan yang terbaik untuk keluarga dan bangsa Indonesia.
"Saya anak pertama, adik saya enam, saya harus menjadi contoh bagi adik-adik saya, memperbaiki semuanya, kondisi ekonomi keluarga saya, untuk adik-adik saya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Mereka akan dibentuk menjadi calon aparatur sipil negara yang memiliki karakter 'investment of human skills', mental 'investment' dan 'managerial skills', sehingga nantinya siap untuk ditempatkan, baik di pemerintah pusat maupun daerah," kata Rektor IPDN Hadi Prabowo saat upacara Pengukuhan Praja Pratama IPDN Angkatan XXXV Tahun 2024 di Lapangan Parade Abdi Praja IPDN Jatinangor di Sumedang, Kamis.
Ia dalam upacara itu membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri yang menyatakan Praja Pratama yang baru dikukuhkan terdiri atas 505 praja putra dan 216 praja putri merupakan praja terbaik hasil dari seleksi pendaftar 33.653 orang.
Seleksi menjadi praja IPDN itu, katanya, melewati berbagai tahapan yang ketat, transparan, akuntabel, dan humanis, serta dilakukan secara modern dan efisien untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Penyelenggaraan pemerintahan tahapan seleksi calon praja yang lebih modern, efisien agar dapat menghasilkan sumber daya manusia cerdas, sehat jasmani dan rohani," katanya.
Sebelum mereka dilakukan pengukuhan, katanya, telah melewati masa pengenalan lingkungan kampus dan pendidikan dasar mental sebagai langkah awal memahami kehidupan kampus dan pembentukan mental, sikap, dan pribadi sebagai praja IPDN.
Ia menegaskan pelaksanaan pendidikan di kampus IPDN dipastikan tidak ada tindakan kekerasan fisik dan ditekankan tidak melakukan perbuatan melanggar norma-norma, sedangkan jika ada yang melanggar maka akan ada sanksi tegas.
"Menghindari kekerasan dalam bentuk apapun, baik di dalam kampus, baik ketika di luar kampus. Hentikan segala bentuk tindak kekerasan di kampus IPDN," katanya.
Salah seorang praja asal Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Cresentia Theresa Aprilia Claudia Sangur (20), mengaku bangga bisa lolos menjadi praja dan menjalani pendidikan di IPDN.
Ia pada tahun sebelumnya pernah mendaftar untuk seleksi masuk IPDN, namun tidak lolos, kemudian mencoba lagi dengan mempersiapkan diri belajar sungguh-sungguh, mental, fisik dan lainnya yang akhirnya lolos.
"Saya pernah gagal, tapi saya tidak putus asa, saya kembali mencoba dengan mempersiapkan mental, fisik, akhirnya saya lolos sampai saya ada di sini," katanya.
Ia mengungkapkan perjuangannya itu tidak mudah, dengan kondisi ekonomi yang kurang memadai, namun dengan semangat dan dukungan dari orang tua dan saudara akhirnya bisa berangkat mengikuti tahapan seleksi akhir sampai diputuskan lolos.
Namun, pada momentum bahagia pengukuhan ini, Cresentia mengaku sedih karena orang tuanya tidak bisa hadir, berbeda dengan praja lainnya. Meski begitu, dirinya tetap bangga dan akan menunjukkan yang terbaik untuk keluarga dan bangsa Indonesia.
"Saya anak pertama, adik saya enam, saya harus menjadi contoh bagi adik-adik saya, memperbaiki semuanya, kondisi ekonomi keluarga saya, untuk adik-adik saya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024