Antarajawabarat.com - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat menyatakan daerah Bandung Raya menjadi daerah yang paling sering terjadi kasus kekerasan seksual dan fisik terhadap perempuan dan anak di wilayah Provinsi Jawa Barat.
"Bandung Raya itu terdiri dari daerah Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Tiga daerah tersebut ialah daerah yang jumlah kasusnya paling tinggi di Jabar," kata Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Prasetiyani, di Bandung, Selasa.
Namun pihaknya tidak bisa merinci lebih pasti angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di tiga daerah tersebut karena harus dikonfirmasi lagi kepada berbagai pihak terkait.
"Untuk jumlah rincinya itu perlu dikonfirmasi ke berbagai pihak terkait. Yang jelas berdasarkan catatan P2TP2A, tiga daerah itu jadi juara," kata dia.
Walaupun Bandung Raya menjadi daerah tertinggi dengan jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak, kata dia, bukan berarti di daerah lain jumlah kasusnya sendiri.
"Jadi banyaknya jumlah kasus dari kawasan Bandung Raya yang dilaporkan ke kami mungkin dikarenakan kantornya berada di Kota Bandung yang wilayahnya cukup dekat dengan tiga daerah itu. Yang lain juga banyak tapi banyak yang tidak dilaporkan ke kami. Cuma terkait laporan, itu karena jarak mereka lebih dekat lapor ke kita," kata dia.
Menurut dia, kasus kekerasan tersebut terjadi karena adanya ketimpangan relasi kuasa sehingga orang yang dianggap lebih berkuasa melakukan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Sebagai contohnya, lanjut dia, ialah orang tua terhadap anak, guru terhadap siswa, suami terhadap istri, serta bos terhadap anak buah.
"Apabila ketimpangan relasi kuasa itu terjadi, berikutnya akan terjadi kejahatan tersembunyi. Anak misalnya, dia tidak akan berani mengungkap, apalagi kalau diancam," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan beberapa waktu lalu berhasil mengungkap kasus kekerasan seksual yang dilakukan oknum guru bimbingan dan konseling (BK) di salah satu SMP di Jawa Barat.
"Jadi di salah satu kabupaten kita sedang menangani kasus guru BK mencabuli siswinya. Sudah ada lima orang (korban) yang melapor, mungkin akan bertambah. Itu terjadi di salah satu SMP di sebuah kabupaten yang ada di Jawa Barat)," kata Netty.
Saat ini pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap para korban bersama P2TP2A setempat dan kasus tersebut juga sedang ditangani pihak berwajib.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Bandung Raya itu terdiri dari daerah Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Tiga daerah tersebut ialah daerah yang jumlah kasusnya paling tinggi di Jabar," kata Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Prasetiyani, di Bandung, Selasa.
Namun pihaknya tidak bisa merinci lebih pasti angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di tiga daerah tersebut karena harus dikonfirmasi lagi kepada berbagai pihak terkait.
"Untuk jumlah rincinya itu perlu dikonfirmasi ke berbagai pihak terkait. Yang jelas berdasarkan catatan P2TP2A, tiga daerah itu jadi juara," kata dia.
Walaupun Bandung Raya menjadi daerah tertinggi dengan jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak, kata dia, bukan berarti di daerah lain jumlah kasusnya sendiri.
"Jadi banyaknya jumlah kasus dari kawasan Bandung Raya yang dilaporkan ke kami mungkin dikarenakan kantornya berada di Kota Bandung yang wilayahnya cukup dekat dengan tiga daerah itu. Yang lain juga banyak tapi banyak yang tidak dilaporkan ke kami. Cuma terkait laporan, itu karena jarak mereka lebih dekat lapor ke kita," kata dia.
Menurut dia, kasus kekerasan tersebut terjadi karena adanya ketimpangan relasi kuasa sehingga orang yang dianggap lebih berkuasa melakukan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Sebagai contohnya, lanjut dia, ialah orang tua terhadap anak, guru terhadap siswa, suami terhadap istri, serta bos terhadap anak buah.
"Apabila ketimpangan relasi kuasa itu terjadi, berikutnya akan terjadi kejahatan tersembunyi. Anak misalnya, dia tidak akan berani mengungkap, apalagi kalau diancam," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan beberapa waktu lalu berhasil mengungkap kasus kekerasan seksual yang dilakukan oknum guru bimbingan dan konseling (BK) di salah satu SMP di Jawa Barat.
"Jadi di salah satu kabupaten kita sedang menangani kasus guru BK mencabuli siswinya. Sudah ada lima orang (korban) yang melapor, mungkin akan bertambah. Itu terjadi di salah satu SMP di sebuah kabupaten yang ada di Jawa Barat)," kata Netty.
Saat ini pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap para korban bersama P2TP2A setempat dan kasus tersebut juga sedang ditangani pihak berwajib.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015