Antarajawabarat.com, 27/7 - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jabar, mengimbau petani menyiapkan mesin pompa air menyusul perubahan musim hujan ke kemarau.
"Musim kemarau ini diprediksi akan cukup panjang, sehingga kami mengimbau petani terutama di wilayah rawan kekeringan untuk menyiapkan pompa air. Musim kering akan menyebabkan berkurangnya air tanah yang berdampak kekeringan. Saat ini hujan jarang turun dan intensitasnya rendah," kata Kepala BPBD Cianjur Asep Suparman di Cianjur, Senin.
Hal senada dikatakan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Cianjur, Firman.
Ia mengimbau petani saat memasuki musim kemarau, menanam palawija, untuk mengurangi risiko gagal panen akibat kekurangan air.
"Jika petani tetap menanam padi dikhawatirkan akan kekurangan air dan gagal panen. Tanaman palawija, lebih sedikit membutuhkan air, sehingga bisa bertahan lebih lama. Untuk itu, kita menyarankan petani untuk menanam palawija karena lebih cocok ditanam pada musim kemarau," katanya.
Selain itu, untuk mengantisipasi dampak musim kemarau, tutur dia, pihaknya telah melakukan upaya dengan menyosialisasikan pola tanam yang tepat.
"Ini dilakukan agar petani bisa memperkirakan waktu tanam karena masa tanam petani tidak berbarengan, kalau datang musim kemarau, ada yang sudah panen ada yang baru tanam, ini akan jadi masalah bagi petani," katanya.
Dia menjelaskan, petani juga diimbau untuk menanam tanaman pangan yang lebih tahan terhadap kemarau karena jika terjadi kekeringan akan berdampak terhadap kurangnya produksi beras.
"Cara ini untuk mempertahankan persediaan makanan. Lahan yang ada agar ditanami tanaman palawija atau umbi-umbian," katanya.
Pihaknya meminta petani tidak khawatir akan kekurangan penghasilan dengan beralih menanam ladang mereka dengan palawija karena jenis tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak air dan perawatan.
Sedangkan hasilnya sama dengan hasil panen padi seperti biasa, meskipun memang ada perbedaan dari hal pendapatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Musim kemarau ini diprediksi akan cukup panjang, sehingga kami mengimbau petani terutama di wilayah rawan kekeringan untuk menyiapkan pompa air. Musim kering akan menyebabkan berkurangnya air tanah yang berdampak kekeringan. Saat ini hujan jarang turun dan intensitasnya rendah," kata Kepala BPBD Cianjur Asep Suparman di Cianjur, Senin.
Hal senada dikatakan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Cianjur, Firman.
Ia mengimbau petani saat memasuki musim kemarau, menanam palawija, untuk mengurangi risiko gagal panen akibat kekurangan air.
"Jika petani tetap menanam padi dikhawatirkan akan kekurangan air dan gagal panen. Tanaman palawija, lebih sedikit membutuhkan air, sehingga bisa bertahan lebih lama. Untuk itu, kita menyarankan petani untuk menanam palawija karena lebih cocok ditanam pada musim kemarau," katanya.
Selain itu, untuk mengantisipasi dampak musim kemarau, tutur dia, pihaknya telah melakukan upaya dengan menyosialisasikan pola tanam yang tepat.
"Ini dilakukan agar petani bisa memperkirakan waktu tanam karena masa tanam petani tidak berbarengan, kalau datang musim kemarau, ada yang sudah panen ada yang baru tanam, ini akan jadi masalah bagi petani," katanya.
Dia menjelaskan, petani juga diimbau untuk menanam tanaman pangan yang lebih tahan terhadap kemarau karena jika terjadi kekeringan akan berdampak terhadap kurangnya produksi beras.
"Cara ini untuk mempertahankan persediaan makanan. Lahan yang ada agar ditanami tanaman palawija atau umbi-umbian," katanya.
Pihaknya meminta petani tidak khawatir akan kekurangan penghasilan dengan beralih menanam ladang mereka dengan palawija karena jenis tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak air dan perawatan.
Sedangkan hasilnya sama dengan hasil panen padi seperti biasa, meskipun memang ada perbedaan dari hal pendapatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015