Antarajawabarat.com, 21/7 - Warung Sate Maranggi Pegadaian di Jalan Raya Cianjur-Cipanas, Jabar, menjadi tempat makan favorit pemudik yang melintas di jalur tersebut, bahkan antrian kendaraan yang hendak makan di tepi jalan utama Cianjur itu membludak dan menyebabkan kemacetan.

Meskipun hanya berbentuk kios kecil, sate khas Cianjur yang terbuat dari daging sapi itu, banyak diminati pemudik dan pendatang yang menghabiskan libur panjang hari raya di kawasan tersebut.

Bahkan ratusan orang pemudik dan pendatang mengatakan wajib untuk makan di warung sate tersebut karena rasa dan bumbu kacang dan sambel oncomnya yang khas.

"Setiap tahun kalau pulang mudik, kami pasti makan di warung sate ini karena rasanya yang khas dan jarang kami temukan di tempat lain. Meskipun harus mengantri lama, tapi kalau sudah kebagian kami puas dengan rasanya," kata Adi Supriyadi pemudik yang hendak kembali ke Jakarta, di Cipanas, Selasa.

Setiap mudik lebaran sejak tahun 2002, ia dan keluarga besarnya mewajibkan diri untuk mampir ke warung sate yang direkomendasikan relasi kerjanya itu. Selain makan di warung tersebut, ia selalu membungkus sate hingga ratusan tusuk untuk dibagikan pada tetangga sebagi buah tangan.

"Malah banyak yang nitip kalau pulang kampung mampir ke Cipanas untuk beli sate maranggi. Kalau yang dibungkus akan kami bagikan untuk tetangga dan menjamu tamu yang datang ke rumah untuk bersilaturahmi," katanya.

Sementara itu, Susan pengelola warung Sate Maranggi Pegadaian, mengatakan, dalam satu hari selama libur panjang lebaran pihaknya menghabiskan 100 sampai 200 kilogram daging sapi untuk maranggi atau dua kali lipat dari hari biasa. Ciri khas sate dari daging sapi itu, dari bumbu khas keluarga.

Sejak buka dipinggir Kantor Pegadaian Pacet, puluhan tahun yang lalu, warung sate tersebut menjadi tempat favoriet warga sekitar dan pendatang dari berbagai wilyah di Pulau Jawa dan Sumatera. Bahkan pelanggannya, ungkap dia, menyebutkan wajib kalau mellintas di jalur Puncak-Cianjur, untuk makan di warung sate tersebut.

Sepanjang libur panjang hari raya, ungkap dia, ribuan pemudik dan pendatang yang hendak berlibur datang ke warung tersebut, mulai dari kendaraan roda dua, sampai mobil mewah. Namun sempitnya area parkir warung membuat pembeli harus memarkir kendaraanya di pinggir jalan, sehingga menyebabkan kemacetan.

"Namun kami melibatkan warga sekitar untuk mengatur parkir kendaraan pembeli agar tidak memperparah kemacetan karena jalur ini merupakan jalur utama mudik. Untuk keuntungan perhari mencapai puluhan juta rupiah," katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015