Polresta Bogor Kota, Polda Jawa Barat, membongkar premanisme dan pungutan liar (pungli) yang terjadi di pasar tumpah Jalan Merdeka, Kelurahan Ciwaringin yang belakangan viral dan dianggap meresahkan warga sekitar.

Kasat Reserse Kriminal Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho di Kota Bogor, Selasa, menjelaskan pihaknya telah melakukan penyelidikan di pasar tumpah tersebut.

"Dari hasil lidik, besaran pungli para pedagang menyerahkan uang setiap hari di kisaran Rp80 ribu sampai dengan Rp100 ribu," ungkap Aji.

Ia mengungkapkan, dua orang berinisial J dan E dikenal sebagai preman pasar dan orang-orang gabungan beberapa organisasi masyarakat (ormas), mengatas namakan dirinya Paguyuban Gebrak.

"Dua orang tersebut kini menjadi target operasi, bersama kelompok," ucapnya.

Ormas-ormas tersebut, kata Aji, diketahui berasal dari Kabupaten Bogor. Bahkan, ada pula oknum dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor juga melakukan pungli untuk kebersihan.

"Sasaran pungli yaitu pedagang pasar yang berjualan di trotoar dan bahu jalan atau pedagang kaki lima. Menurut informasi, berjumlah 340 pedagang yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Bogor," ujarnya.

Aji menyebut, cara pungli dilakukan dengan mengutip langsung kepada para pedagang. Kutipan itu dilakukan lebih dari tiga kali dengan orang yang berbeda pada pukul 03.00 hingga 06.00 WIB.


Selain itu, Aji mengatakan, pungli dilakukan dengan cara menjual minuman mineral di atas harga normal. Saat ini, belum diketahui siapa yang melindungi aksi pungli tersebut.

"Rencana selanjutnya kami akan memperdalam lidik pada orang-orang yang memungut uang pedagang pinggir jalan atau pedagang kaki lima," ucapnya.

Sebelumnya, diberitakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menindaklanjuti keluhan warga terkait pasar tumpah di Jalan Merdeka, Kelurahan Ciwaringin yang belakangan dianggap meresahkan mulai dari kemacetan, tumpukan sampah, hingga dugaan premanisme.

 

Pewarta: Shabrina Zakaria

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024