Provinsi Jawa Barat kembali keluar sebagai juara umum cabang olahraga pencak silat setelah berhasil menyumbang lima emas, lima perak, dan tiga perunggu, sekaligus menobatkan mereka sebagai juara yang ketiga kalinya dalam edisi PON secara beruntun.
Torehan Jawa Barat itu telah terprediksi sebelumnya mengingat sejumlah atlet nasional yang sering mengikuti kejuaraan dunia tergabung dalam kontingen provinsi tersebut.
Nama-nama seperti Asep Yuldan, Igi Barani, Fiqi Abdullah Lubis, Moc. Shafril Asad Habibulloh, hingga Hanifan Yudani Kusumah menghiasi daftar nama atlet yang diboyong Jawa Barat ke PON XXI Aceh-Sumatera Utara.
Namun terdapat pula kejutan-kejutan yang menghiasi arena pertandingan. NTT misalnya, pada PON XX Papua hanya meraih satu medali emas dan dua perunggu. Kali ini mereka mampu tampil memukau dan mampu mengamankan tiga emas dan dua perunggu.
Sementara tuan rumah Sumatera Utara berada di urutan kedua setelah mengumpulkan tiga emas, tiga perak, dan tiga perunggu. Adapun Aceh nasibnya tidak terlalu baik yang hanya mengumpulkan satu perak dan lima perunggu.
PON XXI Aceh-Sumut juga menjadi ajang pembuktian pesilat DKI Jakarta Puspa Arum Sari. Ia kembali mengukuhkan diri sebagai jagoan pada nomor tunggal seni putri. Seperti Jabar, ia juga menorehkan emas yang ketiga kalinya secara beruntun.
Terlepas dari itu semua, pencak silat di Indonesia terus berkembang. Selain dari raihan medali yang merata, juga mulai digunakannya VAR demi memudahkan penilaian juri dan wasit secara objektif.
VAR
Panitia mulai menerapkan Video Assistant Referee (VAR) untuk meninjau ulang jika terjadi keragu-raguan dalam pemberian poin maupun jika terjadi pelanggaran. Memang, teknologi ini sudah diterapkan sejak PON XX Papua, akan tetapi saat itu hanya dewan juri dan wasit saja yang boleh melihat.
Kini seluruh masyarakat yang menyaksikan langsung di arena dapat melihat tayangan ulang. Penilaian menjadi objektif dan transparan serta protes yang biasanya mewarnai cabang tersebut bisa diminimalisir.
Penggunaan teknologi VAR juga menjadi salah satu upaya dari pemerintah agar pencak silat dapat masuk dalam salah satu cabang yang dipertandingkan dalam olimpiade.
Sebagai pemantik generasi muda
PON XXI Aceh-Sumatera Utara dapat dikatakan berjalan sukses. Selain dari hasil pertandingan, animo masyarakat juga tergolong besar saat menyaksikan atlet daerahnya bertanding.
Tua, dewasa, remaja, dan anak-anak memenuhi isi arena. Sekitar 80 persen dari kapasitas penonton terisi penuh, utamanya saat babak final. Mereka bersorak-sorai menyemangati para atlet.
Berikut hasil perolehan medali PON XXI Aceh-Sumut:
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hasil akhir pencak silat - Jabar hattrick dan inovasi VAR
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Torehan Jawa Barat itu telah terprediksi sebelumnya mengingat sejumlah atlet nasional yang sering mengikuti kejuaraan dunia tergabung dalam kontingen provinsi tersebut.
Nama-nama seperti Asep Yuldan, Igi Barani, Fiqi Abdullah Lubis, Moc. Shafril Asad Habibulloh, hingga Hanifan Yudani Kusumah menghiasi daftar nama atlet yang diboyong Jawa Barat ke PON XXI Aceh-Sumatera Utara.
Namun terdapat pula kejutan-kejutan yang menghiasi arena pertandingan. NTT misalnya, pada PON XX Papua hanya meraih satu medali emas dan dua perunggu. Kali ini mereka mampu tampil memukau dan mampu mengamankan tiga emas dan dua perunggu.
Sementara tuan rumah Sumatera Utara berada di urutan kedua setelah mengumpulkan tiga emas, tiga perak, dan tiga perunggu. Adapun Aceh nasibnya tidak terlalu baik yang hanya mengumpulkan satu perak dan lima perunggu.
PON XXI Aceh-Sumut juga menjadi ajang pembuktian pesilat DKI Jakarta Puspa Arum Sari. Ia kembali mengukuhkan diri sebagai jagoan pada nomor tunggal seni putri. Seperti Jabar, ia juga menorehkan emas yang ketiga kalinya secara beruntun.
Terlepas dari itu semua, pencak silat di Indonesia terus berkembang. Selain dari raihan medali yang merata, juga mulai digunakannya VAR demi memudahkan penilaian juri dan wasit secara objektif.
VAR
Panitia mulai menerapkan Video Assistant Referee (VAR) untuk meninjau ulang jika terjadi keragu-raguan dalam pemberian poin maupun jika terjadi pelanggaran. Memang, teknologi ini sudah diterapkan sejak PON XX Papua, akan tetapi saat itu hanya dewan juri dan wasit saja yang boleh melihat.
Kini seluruh masyarakat yang menyaksikan langsung di arena dapat melihat tayangan ulang. Penilaian menjadi objektif dan transparan serta protes yang biasanya mewarnai cabang tersebut bisa diminimalisir.
Penggunaan teknologi VAR juga menjadi salah satu upaya dari pemerintah agar pencak silat dapat masuk dalam salah satu cabang yang dipertandingkan dalam olimpiade.
Sebagai pemantik generasi muda
PON XXI Aceh-Sumatera Utara dapat dikatakan berjalan sukses. Selain dari hasil pertandingan, animo masyarakat juga tergolong besar saat menyaksikan atlet daerahnya bertanding.
Tua, dewasa, remaja, dan anak-anak memenuhi isi arena. Sekitar 80 persen dari kapasitas penonton terisi penuh, utamanya saat babak final. Mereka bersorak-sorai menyemangati para atlet.
Berikut hasil perolehan medali PON XXI Aceh-Sumut:
NO. | KONTINGEN | JUMLAH | ||
Emas | Perak | Perunggu | ||
1 | JABAR | 5 | 5 | 3 |
2 | SUMUT | 3 | 3 | 4 |
3 | JATENG | 3 | 1 | 4 |
4 | NTT | 3 | 0 | 2 |
5 | JATIM | 2 | 2 | 1 |
6 | KALTIM | 2 | 1 | 2 |
7 | LAMPUNG | 2 | 0 | 2 |
8 | DKI JAKARTA | 1 | 2 | 7 |
9 | BABEL | 1 | 0 | 2 |
10 | BALI | 0 | 3 | 0 |
11 | SUMBAR | 0 | 2 | 1 |
12 | ACEH | 0 | 1 | 5 |
13 | NTB | 0 | 1 | 1 |
14 | PAPUA | 0 | 1 | 0 |
15 | SUMSEL | 0 | 0 | 2 |
16 | KALSEL | 0 | 0 | 2 |
17 | SULSEL | 0 | 0 | 1 |
18 | PAPUA BARAT DAYA | 0 | 0 | 1 |
19 | BENGKULU | 0 | 0 | 1 |
20 | RIAU | 0 | 0 | 1 |
21 | DIY | 0 | 0 | 1 |
22 | SULUT | 0 | 0 | 1 |
23 | MALUT | 0 | 0 | 0 |
24 | PAPUA SELATAN | 0 | 0 | 0 |
25 | JAMBI | 0 | 0 | 0 |
26 | PAPUA PEGUNUNGAN | 0 | 0 | 0 |
27 | KALTENG | 0 | 0 | 0 |
28 | BANTEN | 0 | 0 | 0 |
29 | KEPRI | 0 | 0 | 0 |
30 | PAPUA TENGAH | 0 | 0 | 0 |
31 | KALTARA | 0 | 0 | 0 |
32 | KALBAR | 0 | 0 | 0 |
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hasil akhir pencak silat - Jabar hattrick dan inovasi VAR
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024