Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 56,37 poin atau 0,74 persen ke posisi 7.672,89. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,58 poin atau 0,06 persen ke posisi 941,69.
“Bursa regional Asia mengalami koreksi yang tampaknya dipengaruhi pasca rilis data manufaktur Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan dari sebelumnya 48 menjadi 47.9," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Penurunan tersebut menunjukkan adanya perlambatan aktivitas ekonomi AS, dampak dari melemahnya permintaan sehingga menyebabkan produksi menurun.
Penurunan aktivitas manufaktur tersebut Sementara itu, The Caixin General Services PMI China turun menjadi 51,6 pada Agustus 2024 dari 52,1 pada bulan sebelumnya, di bawah perkiraan pasar sebesar 52,2.
Sentimen lainnya, pasar juga fokus perhatian setelah Gubernur Bank of Japan (BOJ) membuka potensi kenaikan kembali pada suku bunga kebijakan di Jepang.
Rencana tersebut tampaknya upaya menormalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan sangat bergantung pada data ekonomi Jepang.
Dikarenakan BoJ akan melihat kecepatan peningkatan inflasi, pertumbuhan upah dan ekspektasi inflasi dalam normalisasi kebijakan.
Dari dalam negeri, hasil asesmen yang dilakukan oleh IMF tampaknya memberikan kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi dalam negeri.
Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan oleh Lembaga IMF menunjukkan bahwa perekonomian dan sektor keuangan Indonesia dalam kondisi yang tangguh dan resilien.
IMF mengungkapkan utang pemerintah masih rendah, yang mencerminkan bahwa komitmen untuk menjaga penyangga fiskal yang kuat, dan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai 5,0 persen dan akan mencapai 5,1 persen pada tahun 2024 dan dalam jangka menengah.
IHSG ditutup menguat 56,37 poin atau 0,74 persen ke posisi 7.672,89. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,58 poin atau 0,06 persen ke posisi 941,69.
“Bursa regional Asia mengalami koreksi yang tampaknya dipengaruhi pasca rilis data manufaktur Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan dari sebelumnya 48 menjadi 47.9," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Penurunan tersebut menunjukkan adanya perlambatan aktivitas ekonomi AS, dampak dari melemahnya permintaan sehingga menyebabkan produksi menurun.
Penurunan aktivitas manufaktur tersebut Sementara itu, The Caixin General Services PMI China turun menjadi 51,6 pada Agustus 2024 dari 52,1 pada bulan sebelumnya, di bawah perkiraan pasar sebesar 52,2.
Sentimen lainnya, pasar juga fokus perhatian setelah Gubernur Bank of Japan (BOJ) membuka potensi kenaikan kembali pada suku bunga kebijakan di Jepang.
Rencana tersebut tampaknya upaya menormalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan sangat bergantung pada data ekonomi Jepang.
Dikarenakan BoJ akan melihat kecepatan peningkatan inflasi, pertumbuhan upah dan ekspektasi inflasi dalam normalisasi kebijakan.
Dari dalam negeri, hasil asesmen yang dilakukan oleh IMF tampaknya memberikan kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi dalam negeri.
Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan oleh Lembaga IMF menunjukkan bahwa perekonomian dan sektor keuangan Indonesia dalam kondisi yang tangguh dan resilien.
IMF mengungkapkan utang pemerintah masih rendah, yang mencerminkan bahwa komitmen untuk menjaga penyangga fiskal yang kuat, dan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai 5,0 persen dan akan mencapai 5,1 persen pada tahun 2024 dan dalam jangka menengah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan bursa kawasan Asia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024