Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar kegiatan untuk meningkatkan kemampuan sukarelawan dalam menghadapi dan menanggulangi berbagai bencana alam untuk mengurangi risiko bencana.

"Kegiatan jambore ini adalah dimaksudkan sebagai bentuk peningkatan kompetensi relawan penanggulangan bencana untuk menunjang peran dan fungsi relawan penanggulangan bencana, khususnya pada keadaan darurat bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Aah Anwar Saefullah saat Jambore Relawan Penanggulangan Bencana di objek wisata Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi di Garut, Rabu.

Baca juga: Pemkab Garut libatkan instansi lain untuk atasi kemarau

Ia menjelaskan kegiatan peningkatan kemampuan diri sukarelawan itu diikuti 161 orang dari berbagai organisasi, seperti Forum Pengurangan Resiko Bencana, Relawan Desa, unsur petugas ketenteraman dan ketertiban kecamatan, serta perwakilan organisasi sukarelawan penanggulangan bencana lainnya di Garut.

Kegiatan yang berlangsung selam dua hari itu, kata dia, menghadirkan pemateri yang berkompeten terkait dengan manajemen penanggulangan bencana, teknis pencarian dan pertolongan dalam air, dan cara evakuasi pertolongan saat terjadi gawat darurat pada korban bencana alam.

"Tujuannya satu untuk peningkatan kompetensi relawan penanggulangan bencana pada topik manajemen penanggulangan bencana, teknik SAR dalam air, serta teknik evakuasi pertolongan pertama kegawatdaruratan pada korban terdampak bencana," katanya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Bambang Hafidz yang membuka Jambore Relawan Penanggulangan Bencana itu, mengatakan peningkatan kemampuan sukarelawan bencana itu penting dilakukan sebagai kesiapan menghadapi bencana alam.

Berdasarkan hasil kajian BNPB, Indeks Risiko Bencana (IRB) Kabupaten Garut Tahun 2023 termasuk dalam risiko bencana tinggi dengan beragam jenis tidak hanya bencana alam, tetapi bencana bukan alam maupun bencana sosial yang membutuhkan penanganan semua pihak.

"Tentu ini salah satu misi kemanusiaan yang melekat pada BPBD dan semua, termasuk para relawan karena penanganan bencana itu tidak bisa hanya oleh satu institusi, tapi oleh semua unsur, bahkan semua orang individu harus paham," katanya.
Berdasarkan laporan kejadian bencana alam sejak Januari hingga Juni 2024 tercatat telah terjadi 124 kejadian bencana alam yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah, seperti tanah longsor, banjir, dan cuaca ekstrem.

Dengan tinggi kejadian bencana alam itu, kata dia, tentunya harus dipersiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya dari instansi melainkan juga dari sukarelawan di Garut. Mereka harus selalu siap melakukan penanganan bencana secara terarah, menyeluruh, dan terpadu pada tahap prabencana, tanggap darurat, maupun pascabencana.

"Jambore relawan dalam rangka penanggulangan bencana tahun 2024 diharapkan dapat menjadi wadah peningkatan kompetensi relawan penanggulangan bencana, khususnya pada topik manajemen penanggulangan bencana," kata Bambang.

Baca juga: Bupati Garut pastikan kebutuhan air masyarakat terpenuhi saat musim kemarau

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024