Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat menyampaikan hujan yang turun beberapa hari lalu dengan intensitas tinggi telah memulihkan sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Garut yang sebelumnya dilanda kekeringan dampak kemarau.
"Alhamdulillah dengan adanya hujan beberapa hari kemarin banyak lahan pertanian terutama padi sawah yang kekeringan baik yang terkena maupun terancam, pulih kembali," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Garut dari BPTPH Jawa Barat, Ahmad Firdaus di Garut, Jumat.
Ia menuturkan petugas dari BPTPH Jabar setiap satu bulan sekali pada tanggal 15 melakukan laporan dan perkembangan lahan pertanian di Kabupaten Garut, untuk laporan sementara sampai Kamis (11/7/2024) dilaporkan ada sebagian lahan pertanian yang pulih dibandingkan dengan data lahan terdampak kekeringan pada laporan terakhir 15 Juni 2024.
Ia menyebutkan, kondisi lahan pertanian yang dilanda kekeringan pada laporan 15 Juni 2024 untuk lahan padi yang dilanda kekeringan seluas 73 hektare dengan kategori kekeringan ringan seluas 66 hektare, kemudian kekeringan sedang 2 hektare, dan kekeringan berat 5 hektare.
Saat ini kondisi lahan padi yang dilanda kekeringan itu, kata Ahmad, sebagian luas lahan kembali pulih karena adanya turun hujan yang turun beberapa hari lalu, sehingga yang tadinya tercatat 73 hektare kekeringan kini tersisa tinggal 42 hektare.
"Padi ringan 30 hektare, berat 12 hektare, jumlah 42 hektare," katanya.
Ia menyampaikan, selain tanaman padi, komoditas lainnya yang dilanda kekeringan yakni jagung seluas 7 hektare, dan bawang merah dengan kategori kekeringan sedang seluas 87 hektare.
Namun adanya hujan sejak beberapa hari lalu dilaporkan lahan yang tadinya dilanda kekeringan seperti bawang merah sudah pulih seluas 85 hektare, sisanya seluas 2 hektare masih dilanda kekeringan, sedangkan jagung masih tetap kondisinya kekeringan.
"Untuk jagung masih tetap, bawang merah yang Kecamatan Bayongbong pulih 85 hektare, sisa 2 hektare di Kecamatan Sucinaraja," katanya.
Ia menyampaikan data tersebut hanya bersifat sementara, kemungkinan akan ada perubahan dari hasil laporan bulanan yang akan dilaporkan pada 15 Juli 2024.
Upaya mengatasi lahan pertanian yang dilanda kekeringan di wilayah Garut itu, di antaranya petani melakukan pompanisasi pemanfaatan air irigasi, dan mengandalkan turun hujan di tengah kondisi cuaca saat ini yakni kemarau basah.
Daerah yang terdampak kekeringan yakni tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Mekarmukti, Peundeuy, Garut Kota, Pangatikan, Sukawening, Banyuresmi, Cibatu, Blubur Limbangan, Selaawi, Sucinaraja, Bayongbong, dan Sucinaraja.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Alhamdulillah dengan adanya hujan beberapa hari kemarin banyak lahan pertanian terutama padi sawah yang kekeringan baik yang terkena maupun terancam, pulih kembali," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Garut dari BPTPH Jawa Barat, Ahmad Firdaus di Garut, Jumat.
Ia menuturkan petugas dari BPTPH Jabar setiap satu bulan sekali pada tanggal 15 melakukan laporan dan perkembangan lahan pertanian di Kabupaten Garut, untuk laporan sementara sampai Kamis (11/7/2024) dilaporkan ada sebagian lahan pertanian yang pulih dibandingkan dengan data lahan terdampak kekeringan pada laporan terakhir 15 Juni 2024.
Ia menyebutkan, kondisi lahan pertanian yang dilanda kekeringan pada laporan 15 Juni 2024 untuk lahan padi yang dilanda kekeringan seluas 73 hektare dengan kategori kekeringan ringan seluas 66 hektare, kemudian kekeringan sedang 2 hektare, dan kekeringan berat 5 hektare.
Saat ini kondisi lahan padi yang dilanda kekeringan itu, kata Ahmad, sebagian luas lahan kembali pulih karena adanya turun hujan yang turun beberapa hari lalu, sehingga yang tadinya tercatat 73 hektare kekeringan kini tersisa tinggal 42 hektare.
"Padi ringan 30 hektare, berat 12 hektare, jumlah 42 hektare," katanya.
Ia menyampaikan, selain tanaman padi, komoditas lainnya yang dilanda kekeringan yakni jagung seluas 7 hektare, dan bawang merah dengan kategori kekeringan sedang seluas 87 hektare.
Namun adanya hujan sejak beberapa hari lalu dilaporkan lahan yang tadinya dilanda kekeringan seperti bawang merah sudah pulih seluas 85 hektare, sisanya seluas 2 hektare masih dilanda kekeringan, sedangkan jagung masih tetap kondisinya kekeringan.
"Untuk jagung masih tetap, bawang merah yang Kecamatan Bayongbong pulih 85 hektare, sisa 2 hektare di Kecamatan Sucinaraja," katanya.
Ia menyampaikan data tersebut hanya bersifat sementara, kemungkinan akan ada perubahan dari hasil laporan bulanan yang akan dilaporkan pada 15 Juli 2024.
Upaya mengatasi lahan pertanian yang dilanda kekeringan di wilayah Garut itu, di antaranya petani melakukan pompanisasi pemanfaatan air irigasi, dan mengandalkan turun hujan di tengah kondisi cuaca saat ini yakni kemarau basah.
Daerah yang terdampak kekeringan yakni tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Mekarmukti, Peundeuy, Garut Kota, Pangatikan, Sukawening, Banyuresmi, Cibatu, Blubur Limbangan, Selaawi, Sucinaraja, Bayongbong, dan Sucinaraja.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024