Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat membentuk petugas penghubung selaku bapak asuh bagi anak serta ibu hamil berisiko sebagai upaya menekan angka prevalensi kasus tumbuh kembang anak atau stunting di daerah itu.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan pembentukan bapak asuh diwujudkan melalui gerakan Babe/Nyak Asuh Anak Stunting (BAAS) dengan tugas utama mendukung kinerja tim percepatan penurunan stunting daerah di 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi.
"Kita bentuk LO (Liaison officer) dari setiap unsur pentahelix dengan tugas masing-masing di seluruh wilayah kecamatan demi percepatan penurunan prevalensi stunting," katanya di Cikarang, Kamis.
Petugas penghubung ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bekasi Nomor HK.02.02/KEP.313-DPPKB/2024 Tentang BAAS LO Percepatan Penurunan Angka Prevalensi Stunting Kabupaten Bekasi Tahun 2024.
Dani menegaskan penanganan stunting menjadi salah satu program prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia mengingat tinggi angka stunting tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental melainkan juga berdampak pada masa depan serta kemajuan daerah.
Pembentukan petugas ini bertujuan untuk menggugah partisipasi aktif segenap unsur terkait dengan sasaran utama bayi dua tahun atau baduta, balita, serta ibu hamil berisiko kekurangan energi kronik (KEK).
"Gerakan ini mengedepankan pendekatan kolaboratif berbagai pihak termasuk pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat, serta keluarga untuk bersama-sama melakukan intervensi terhadap potensi kasus stunting," katanya.
Intervensi melalui program ini menekankan pada penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
"Seluruh LO memiliki peran krusial dalam menekan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat," katanya.
Menurut dia, penguatan kolaborasi unsur pentahelix pada aksi konvergensi stunting penting dalam membentuk generasi emas tahun 2045 khususnya di Kabupaten Bekasi dengan mengentaskan stunting menuju 'Jabar Zero New Stunting'.
"Tugas yang diberikan tentu memiliki peran masing-masing. Mari bergotong royong bersama menjadikan Kabupaten Bekasi generasi emas 2045 dengan cara memberantas stunting," ucapnya.
Dani mengaku telah menginstruksikan petugas penghubung untuk melengkapi seluruh indikator penting menyangkut data bayi, ibu hamil, bahkan calon pengantin melalui pendekatan berdasarkan nama serta alamat tempat tinggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan pembentukan bapak asuh diwujudkan melalui gerakan Babe/Nyak Asuh Anak Stunting (BAAS) dengan tugas utama mendukung kinerja tim percepatan penurunan stunting daerah di 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi.
"Kita bentuk LO (Liaison officer) dari setiap unsur pentahelix dengan tugas masing-masing di seluruh wilayah kecamatan demi percepatan penurunan prevalensi stunting," katanya di Cikarang, Kamis.
Petugas penghubung ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bekasi Nomor HK.02.02/KEP.313-DPPKB/2024 Tentang BAAS LO Percepatan Penurunan Angka Prevalensi Stunting Kabupaten Bekasi Tahun 2024.
Dani menegaskan penanganan stunting menjadi salah satu program prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia mengingat tinggi angka stunting tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental melainkan juga berdampak pada masa depan serta kemajuan daerah.
Pembentukan petugas ini bertujuan untuk menggugah partisipasi aktif segenap unsur terkait dengan sasaran utama bayi dua tahun atau baduta, balita, serta ibu hamil berisiko kekurangan energi kronik (KEK).
"Gerakan ini mengedepankan pendekatan kolaboratif berbagai pihak termasuk pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat, serta keluarga untuk bersama-sama melakukan intervensi terhadap potensi kasus stunting," katanya.
Intervensi melalui program ini menekankan pada penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
"Seluruh LO memiliki peran krusial dalam menekan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat," katanya.
Menurut dia, penguatan kolaborasi unsur pentahelix pada aksi konvergensi stunting penting dalam membentuk generasi emas tahun 2045 khususnya di Kabupaten Bekasi dengan mengentaskan stunting menuju 'Jabar Zero New Stunting'.
"Tugas yang diberikan tentu memiliki peran masing-masing. Mari bergotong royong bersama menjadikan Kabupaten Bekasi generasi emas 2045 dengan cara memberantas stunting," ucapnya.
Dani mengaku telah menginstruksikan petugas penghubung untuk melengkapi seluruh indikator penting menyangkut data bayi, ibu hamil, bahkan calon pengantin melalui pendekatan berdasarkan nama serta alamat tempat tinggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024