Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memberikan pelatihan bagi 38 arsiparis untuk meningkatkan kompetensi para petugas dalam mengarsipkan dokumen penting tanpa mengurangi orisinalitas.
 
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon Hilmy Riva’i di Cirebon, Rabu, mengatakan dalam program itu setiap arsiparis diberikan pembekalan terkait dengan alih fungsi arsip melalui autentifikasi secara digital.

Baca juga: Hasil panen raya padi bantu kendalikan inflasi Kabupaten Cirebon
 
Dengan demikian, kata dia, dokumen yang diarsipkan tetap memiliki nilai orisinalitas dan integritas yang dapat dipertanggungjawabkan.
 
“Program pelatihan atau workshop autentifikasi arsip hasil alih media atau digitalisasi ini dimulai pada Selasa (4/6). Jadi dokumen tidak hanya diarsipkan, tetapi nilai orisinalitasnya tetap terjaga,” katanya.
 
Ia menjelaskan program pelatihan ini penting untuk membangun kesadaran bersama bahwa perawatan arsip secara digital harus dilakukan, untuk pembangunan saat ini dan masa mendatang.
 
Menurut Hilmy, pengelolaan arsip di Kabupaten Cirebon perlu ditunjang juga oleh kecakapan dari para arsiparis agar dokumen yang disimpan memiliki nilai kemanfaatan.
 
“Arsip harus dipertanggungjawabkan sebagai dokumen yang memiliki nilai sejarah dan manfaat yang lalu, hari ini dan ke depan. Pemerintah daerah selalu memberikan support kaitan dengan arsip,” katanya.
 
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Cirebon Abdullah Subandi mengharapkan dengan pelatihan ini kegiatan pengarsipan di daerah setempat berjalan lebih optimal, mengingat jumlah arsiparis masih cukup sedikit.
 
Dia mengakui selama ini aktivitas pengarsipan dokumen masih dipandang sebelah mata. Padahal arsip memiliki suatu hal yang penting sebagai aset bangsa.
 
“Kita saat ini memiliki 38 arsiparis, tetapi masih kurang, dengan jumlah perangkat daerah, kecamatan dan desa yang cukup banyak. Kita manfaatkan program saat ini,” kata dia.
 
Selain mengadakan pelatihan, dalam waktu dekat pihaknya mendaftarkan sejumlah dokumen penting, khususnya terkait dengan sejarah Cirebon ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
 
“Banyak dokumen yang belum diarsipkan secara baik, seperti sejarah Cirebon, batik trusmi, tari topeng, sintren dan dari pesantren juga. Setelah diarsipkan kita mendaftarkan sebagai arsip bangsa dan nantinya memiliki nilai jual yang cukup tinggi,” ucap dia.

Baca juga: Pemkab Cirebon mulai normalisasi sungai untuk cegah banjir

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024