Antarajawabarat.com, 13/1 - Sampah masih menjadi permasalahan utama di taman tematik yang berada di Kota Bandung, kata Kabid Taman Distamkam Kota Bandung Dadang Darmawan, Selasa.
"Di setiap taman sudah disediakan tempat sampah, tetapi pengunjung masih ada yang membuang sampah sembarangan," kata Dadang saat ditemui di Taman Anggrek, Selasa.
Selain sampah yang dihasilkan pengunjung, ada juga sampah rumah tangga seperti potongan sayuran atau bungkus makanan.
"Sampah rumah tangga juga ada mungkin dari warga sekitar, kalau dibiarkan satu hari sampah seperti itu bisa membusuk, taman juga tidak akan nyaman," katanya.
Selain pengunjung, PKL juga sering membuang sampah di sekitar taman, itu membuat para penjaga taman bekerja lebih ekstra.
"PKL di sekitar taman seperti penjual nasi goreng atau makanan, sampah yang dihasilkan juga banyak, itu membuat repot," katanya.
Ia mengatakan untuk pelarangan PKL sebenarnya ada zona khusus, serta tidak boleh berjualan di dalam taman yang sifatnya Ruang Terbuka Hijau.
Dadang sering menerima laporan dari penjaga taman, seperti tempat sampah yang hilang dan kerusakan fasilitas di beberapa taman.
"Saya tinjau langsung, agar tahu masalahnya seperti di taman anggrek, ada pohon yang keropos itu membahayakan pengunjung," katanya.
Pemeliharaan rutin di taman sering dilakukan oleh penjaga taman atau park ranger seperti babad rumput, pembersihan sampah dan perbaikan fasilitas untuk kenyamanan pengunjung.
"Kalau warga bisa menjaga taman dan fasilitasnya, tidak perlu ada penjaga taman atau park ranger," katanya.
Kesadaran pengunjung untuk menjaga taman dan fasilitasnya masih kurang, Dadang menghimbau untuk menjaga taman agar pengunjung merasa nyaman.
"Seperti bekas sisa kopi yang tumpah di bangku taman, itu kan tidak nyaman untuk tempat duduk," kata Dadang menambahkan.
Agung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Di setiap taman sudah disediakan tempat sampah, tetapi pengunjung masih ada yang membuang sampah sembarangan," kata Dadang saat ditemui di Taman Anggrek, Selasa.
Selain sampah yang dihasilkan pengunjung, ada juga sampah rumah tangga seperti potongan sayuran atau bungkus makanan.
"Sampah rumah tangga juga ada mungkin dari warga sekitar, kalau dibiarkan satu hari sampah seperti itu bisa membusuk, taman juga tidak akan nyaman," katanya.
Selain pengunjung, PKL juga sering membuang sampah di sekitar taman, itu membuat para penjaga taman bekerja lebih ekstra.
"PKL di sekitar taman seperti penjual nasi goreng atau makanan, sampah yang dihasilkan juga banyak, itu membuat repot," katanya.
Ia mengatakan untuk pelarangan PKL sebenarnya ada zona khusus, serta tidak boleh berjualan di dalam taman yang sifatnya Ruang Terbuka Hijau.
Dadang sering menerima laporan dari penjaga taman, seperti tempat sampah yang hilang dan kerusakan fasilitas di beberapa taman.
"Saya tinjau langsung, agar tahu masalahnya seperti di taman anggrek, ada pohon yang keropos itu membahayakan pengunjung," katanya.
Pemeliharaan rutin di taman sering dilakukan oleh penjaga taman atau park ranger seperti babad rumput, pembersihan sampah dan perbaikan fasilitas untuk kenyamanan pengunjung.
"Kalau warga bisa menjaga taman dan fasilitasnya, tidak perlu ada penjaga taman atau park ranger," katanya.
Kesadaran pengunjung untuk menjaga taman dan fasilitasnya masih kurang, Dadang menghimbau untuk menjaga taman agar pengunjung merasa nyaman.
"Seperti bekas sisa kopi yang tumpah di bangku taman, itu kan tidak nyaman untuk tempat duduk," kata Dadang menambahkan.
Agung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015