Antarajawabarat.com, 24/12 - Tingginya sedimentasi di aluran Sungai Citarum menjadi kendala paling besar dalam program normalisasi sungai terpanjang di Jabar itu.

"Sedimentasi di Citarum masih sangat tinggi, rata-rata 500 ribu meter kubik per tahun. Sehingga upaya pengerukan di beberapa titik seolah tidak membawa dampak padahal pengerukan sudah maksimal," kata Kepala Satgas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ahmad Sajidin di Bandung, Rabu.

Menurut Sajidin, pada 2011 pihaknya sudah melakukan pengerukan, yakni sedimentasi yang terjadi dari 2008. Menurut dia volume sedimentasinya mencapai 3,4 juta meter kubik.

Pengerukan dilakukan dari wilayah Majalaya hingga ke hilir sungai itu. Menurut dia, meski sudah dikeruk namun endapan sedimentasi kembali terjadi di sejumlah titik.

Terkait penanganan di lokasi banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot, menurut Ahmad Sajidin, BBWS Citarum akan melakukan pembangunan waduk Cieunteung seluas lima hektar untuk menjadi penampungan air guna meminimalisasi banjir di kawasan itu.

Selain itu juga akan dibangun sejumlah folder di aliran Sungai Citarum yang akan membantu penyusutan air di kawasan itu.

"Untuk waduk Cieunteung saat ini sudah dilakukan pembebasan lahan seluas satu hektar, sisanya diharapkan segera tuntas dengan anggaran berikutnya," katanya.

Selain itu juga BBWS Citarum akan membuat saluran yang mengalirkan Sungai Cisangkuy ke dari Kamasan ke daerah Parunghalang sehingga bisa mengurangi hambatan dimuara sungai itu dan bisa berdampak mengurangi banjir di kawasan Baleendah.

Sementara itu banjir di kawasan Bandung Selatan terjadi di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung dan merendam lebih dari 36 ribu rumah penduduk di kawasan itu.

Banjir di kawasan itu merupakan banjir siklus lima tahunan, banjir besar serupa terjadi pada tahun 2010 lalu.***3***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014