Antarajawabarat.com,3/12 - Para petani di Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis mengeluhkan telah lima musim panen padi sisa serangan hama wereng yang melanda pesawahan di kawasan itu.
"Bayangkan saja sudah lima musim tanam kami panen sisa hama wereng, sebagian besar dimakan hama itu. Panen kemarin saya hanya dapat satu bakul," kata Ny Sutiati (75) petani di Desa Ciparigi Kecamatan Ciparigi Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis, Rabu.
Pesawahan yang cukup strategis karena di aliran irigasi Danasari tersebut dilanda hama wereng cukup parah, yang mengakibatkan sebagian besar petani tidak panen. Akibatnya harus membeli beras untuk konsumsi mereka sehari-hari.
Kondisi tanaman padi yang terkena hama itu mati di bagian tengah pematang, adapun yang berbuah isinya hampa sehingga hasil panennya di bawah normal.
Nasib sama dialami sejumlah petani lainnya seperti Dullah (74) Dahlan (76), Ating (45), Amid (70), Didin (35) dan petani lainnya.
"Lahan sawah kami seluas 400 tumbak di Blok Beber tidak bisa panen, semuanya habis diserang wereng, kami tidak bisa berbuah banyak," kata Dahlan, petani lainnya dengan mata berkaca kaca.
Mantan pamong desa yang dalam kondisi sakit itu mengaku sawah itu merupakan harapannya untuk memenuhi keutuhan pangan keluarganya, namun dengan serangan hama wereng itu ia tidak bisa panen sama sekali.
Bahkan ia mengaku musim depan tidak akan menanam padi karena khawatir hama itu kembali merusak tanaman padinya.
"Para petani di sini tidak ada yang bisa panen sempurna, produktivitasnya turun drastis," katanya.
Kondisi yang sudah berlangsung selama lima musim tanam itu mengakibatkan produktivitas mereka turun drastis dan berimbas kepada habisnya stok beras di rumahnya. Akibatnya mereka harus membeli beras dari warung dengan harga yang cukup tinggi.
"Sebenarnya kami berharap musim ini lebih baik setelah ada keterlambatan musim tanam pada kemarau kemarin, eh hasilnya bahkan lebih menyakitkan," kata Sutiati.
Keluhan sama juga diungkapkan oleh Dullah, petani lainnya di Sukadana yang menyebutkan dirinya tidak bisa berbuat banyak menghadapi hama meski sudah memaksimalkan penyemprotan sesuai dengan arahan petugas penyuluh pertanian.
"Petugas penyuluh pertanian sudah turun tangan, memberikan pendampingan mengentaskan hama itu, namun tidak berhasil. Bahkan serangannya lebih parah," katanya.
Pada kesempatan itu, para petani meminta pemerintah turun tangan untuk menangani masalah serangan hama di kawasan itu. Mereka mengaku kondisi ini hampir mirip saat serangan hama wereng coklat yang terjadi pada tahun 1980-an di mana para petani gagal panen.
"Mirip seperti waktu serangan wereng coklat dulu tahun 1980-an, kami tidak bisa panen," katanya Dullah.
Para petani berharap pemerintah memberikan skema pasokan pangan bagi petani korban gagal panen akibat hama wereng di kawasan itu, termasuk pasokan beras operasi pasar dari Bulog.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
"Bayangkan saja sudah lima musim tanam kami panen sisa hama wereng, sebagian besar dimakan hama itu. Panen kemarin saya hanya dapat satu bakul," kata Ny Sutiati (75) petani di Desa Ciparigi Kecamatan Ciparigi Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis, Rabu.
Pesawahan yang cukup strategis karena di aliran irigasi Danasari tersebut dilanda hama wereng cukup parah, yang mengakibatkan sebagian besar petani tidak panen. Akibatnya harus membeli beras untuk konsumsi mereka sehari-hari.
Kondisi tanaman padi yang terkena hama itu mati di bagian tengah pematang, adapun yang berbuah isinya hampa sehingga hasil panennya di bawah normal.
Nasib sama dialami sejumlah petani lainnya seperti Dullah (74) Dahlan (76), Ating (45), Amid (70), Didin (35) dan petani lainnya.
"Lahan sawah kami seluas 400 tumbak di Blok Beber tidak bisa panen, semuanya habis diserang wereng, kami tidak bisa berbuah banyak," kata Dahlan, petani lainnya dengan mata berkaca kaca.
Mantan pamong desa yang dalam kondisi sakit itu mengaku sawah itu merupakan harapannya untuk memenuhi keutuhan pangan keluarganya, namun dengan serangan hama wereng itu ia tidak bisa panen sama sekali.
Bahkan ia mengaku musim depan tidak akan menanam padi karena khawatir hama itu kembali merusak tanaman padinya.
"Para petani di sini tidak ada yang bisa panen sempurna, produktivitasnya turun drastis," katanya.
Kondisi yang sudah berlangsung selama lima musim tanam itu mengakibatkan produktivitas mereka turun drastis dan berimbas kepada habisnya stok beras di rumahnya. Akibatnya mereka harus membeli beras dari warung dengan harga yang cukup tinggi.
"Sebenarnya kami berharap musim ini lebih baik setelah ada keterlambatan musim tanam pada kemarau kemarin, eh hasilnya bahkan lebih menyakitkan," kata Sutiati.
Keluhan sama juga diungkapkan oleh Dullah, petani lainnya di Sukadana yang menyebutkan dirinya tidak bisa berbuat banyak menghadapi hama meski sudah memaksimalkan penyemprotan sesuai dengan arahan petugas penyuluh pertanian.
"Petugas penyuluh pertanian sudah turun tangan, memberikan pendampingan mengentaskan hama itu, namun tidak berhasil. Bahkan serangannya lebih parah," katanya.
Pada kesempatan itu, para petani meminta pemerintah turun tangan untuk menangani masalah serangan hama di kawasan itu. Mereka mengaku kondisi ini hampir mirip saat serangan hama wereng coklat yang terjadi pada tahun 1980-an di mana para petani gagal panen.
"Mirip seperti waktu serangan wereng coklat dulu tahun 1980-an, kami tidak bisa panen," katanya Dullah.
Para petani berharap pemerintah memberikan skema pasokan pangan bagi petani korban gagal panen akibat hama wereng di kawasan itu, termasuk pasokan beras operasi pasar dari Bulog.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014