Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis ditutup menguat karena bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menahan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) pada kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen.
 
Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah turun 54 poin atau 0,35 persen menjadi Rp15.669 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.723 per dolar AS.
 
"Sesuai perkiraan, Fed kembali mempertahankan Fed Funds Rate di level 5,25 persen sampai dengan 5,50 persen pada rapat Federal Open Market Committee bulan Maret 2024," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
 
Josua menuturkan The Fed tetap mempertahankan stance mengenai penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada 2024 meskipun indikator ekonomi AS tetap solid dan perkembangan disinflasi melambat.
 
Namun, The Fed merevisi penurunan suku bunga pada 2025 dari penurunan suku bunga sekitar 100 bps menjadi penurunan suku bunga 75 bps.
 
The Fed juga merevisi target FFR jangka panjang menjadi 2,6 persen dari 2,5 persen, yang mengindikasikan bahwa beberapa anggota FOMC memperkirakan kondisi perekonomian AS cenderung lebih solid terhadap tingkat suku bunga kebijakan yang relatif tinggi.
 
Secara khusus, Fed merevisi proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan inflasi inti tahun 2024. Pertumbuhan PDB direvisi naik menjadi 2,1 persen dari 1,4 persen, dan inflasi inti direvisi naik menjadi 2,6 persen dari 2,4 persen.
 
Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan bahwa kebijakan moneter restriktif masih akan dilonggarkan pada tahun ini. 
 
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat karena The Fed tahan suku bunga FFR

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024