Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekonstruksi lahan longsor terdampak tanah bergerak di Kampung Legok Cariu, Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu sebagai upaya pencegahan bencana serupa terulang kembali.

"Yang terpenting saat ini bagaimana caranya agar pergerakan tanah bisa berhenti dan tidak terjadi lagi sehingga dampaknya tidak meluas," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan saat meninjau lokasi longsor di Bekasi, Jumat.

Dia mengatakan upaya rekonstruksi mengacu rekomendasi atas hasil kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terhadap tanah bergerak di lokasi tersebut.

Rekonstruksi lahan dilakukan melalui penguatan lereng serta sistem drainase dan vegetasi yang saat ini sudah memasuki tahap pengerjaan oleh Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi setempat dibantu pengembang kawasan Kota Deltamas, yakni PT Sinar Mas.

Kondisi rumah warga terdampak longsor di Kampung Legok Cariu, Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).

Upaya rekonstruksi ini akan dilanjutkan dengan proses rehabilitasi lahan, termasuk terhadap sejumlah lahan di bawah bangunan terdampak longsor.

"Untuk rehabilitasi bangunan hanya bisa kita tindaklanjuti setelah lahannya ditangani secara baik. Kita akan undang kembali Badan Geologi untuk mendeteksi layak atau tidaknya lahan tersebut dijadikan tempat tinggal atau harus dikosongkan," katanya.

Dani mengaku sejumlah langkah antisipasi telah dilakukan pemerintah daerah, seperti penyaluran bantuan logistik bagi warga terdampak, termasuk pemantauan kondisi tanah bergerak setiap hari oleh BPBD Kabupaten Bekasi.

"Sebelumnya ada titik tanah bergerak yang memang sudah terjadi di wilayah ini dan sudah ditangani oleh dinas terkait namun berhubung intensitas curah hujan yang tinggi akhirnya meluas hingga ke rumah-rumah warga," ucapnya.

 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024